Klenteng yang sudah dibangun sejak 800 tahun lalu itu sudah mulai dipadati para warga sejak pukul 08.00 WIB. Mereka rata-rata memakai pakaian serba merah dan berdoa di dalam klenteng.
Saat masuk kedalam, terdapat meja panjang yang digunakan untuk meletakkan lilin berwarna merah yang bertuliskan nama keluarga. Lilin itu berguna sebagai penerengan jalan hidup sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, para umat akan memanjatkan doa di Kon co (tuan rumah) yang kalau di klenteng tersebut bernama Cheng Huang Chen Kyun.
"Spesialnya disini ialah Dewa Anjing Langit atau Thien Kov Chiang Kyun. Setelah itu berdoa kepada 17 dewa-dewi yang ada di dalam klenteng. Umat juga membakar kertas sembayangan supaya apa yang didoakan sampai ke Tuhan yang Maha Esa," terang Andi.
Andi menjelaskan, sepanjang Imlek hingga Cap Go Meh bisa sebanyak 15 ribu orang mendatangi klenteng ini. Harapannya, di tahun Kambing Kayu ini Indonesia menjadi lebih baik.
"Harapan bisa lebih baik, jangan ada bencana. Sudah gitu unsur kayu itu kan dia diem, untuk itu semoga gonjang-ganjing politik juga berkurang," tutup Andi.
(spt/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini