Seperti dikutip surat kabar setempat, Al-Ahram dan dilansir Reuters, Rabu (18/2/2015), Menteri Penerbangan Sipil Mesir, Hisam Kamal membantah adanya larangan terbang bagi maskapai Libya.
"Tidak ada maskapai Libya yang meminta izin terbang," sebut Kamal kepada Al-Ahram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Bandara Tobruk di Libya bagian timur dalam situsnya, juga menyebutkan seluruh penerbangan antara Mesir dengan Libya dihentikan operasionalnya.
Penutupan wilayah udara oleh negara-negara tetangga seperti ini, akan semakin membuat Libya terkucil. Sebabnya, Turki merupakan satu-satunya negara yang masih memperbolehkan maskapai Libya terbang ke wilayahnya.
Maskapai Libya yang hendak terbang ke Turki harus melintasi wilayah udara Mesir, karena Siprus yang merupakan bagian dari Uni Eropa telah menetapkan larangan terbang untuk alasan keamanan.
Kebanyakan maskapai penerbangan asing telah meninggalkan Libya. Maskapai penerbangan asing berhenti terbang ke Libya sejak Juli 2014 lalu, ketika terjadi serangan bersenjata di bandara Tripoli. Saat itu, kompleks bandara dan sekitar 20 pesawat mengalami kerusakan akibat baku tembak.
(nvc/ita)