Beberapa tokoh menyuarakan untuk menyelamatkan KPK, mencoba membangunkan Presiden Jokowi yang berlarut-larut mendiamkan kegaduhan ini.
Apakah nantinya Jokowi akan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan saran dari tokoh-tokoh ini untuk menyelamatkan KPK?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
|
1. Refly Harun
|
"Paling rasional adalah mengajukan calon baru Kapolri yang tidak ada kaitan dengan gonjang-ganjing akhir-akhir ini dan Kapolri baru itu yang diberikan mandat presiden untuk melakukan audit internal untuk memastikan bahwa proses yang terjadi tidak mengandung kriminalisasi. Kemudian ada pembenahan hubungan baik Polisi-KPK, dan Kejaksaan," sarannya.
Namun upaya penyelesaian harus segera dilakukan. Semakin Jokowi menunda, semakin kusut persoalan.
"Itu harus cepat dilakukan dalam pekan ini atau selambat-lambatnya pekan depan. Cuma kendalanya DPR akan reses dan itu persoalan itu yang penting. Namun yang terpenting pesan yang jelas dari presiden," katanya.
1. Refly Harun
|
"Paling rasional adalah mengajukan calon baru Kapolri yang tidak ada kaitan dengan gonjang-ganjing akhir-akhir ini dan Kapolri baru itu yang diberikan mandat presiden untuk melakukan audit internal untuk memastikan bahwa proses yang terjadi tidak mengandung kriminalisasi. Kemudian ada pembenahan hubungan baik Polisi-KPK, dan Kejaksaan," sarannya.
Namun upaya penyelesaian harus segera dilakukan. Semakin Jokowi menunda, semakin kusut persoalan.
"Itu harus cepat dilakukan dalam pekan ini atau selambat-lambatnya pekan depan. Cuma kendalanya DPR akan reses dan itu persoalan itu yang penting. Namun yang terpenting pesan yang jelas dari presiden," katanya.
2. Jimly Asshiddiqie
|
Lebih baik, Budi sadar diri dan mundur dari pencalonan sebagai Kapolri. Hal itu disebabkan karena KPK bisa memperbaiki prosedur penetapan tersangka dan menjerat Budi kembali.
"Sebaiknya dia (BG) dengan baik-baik dengan jantan menyatakan mengundurkan diri dari proses pencalonan (Kapolri) sehingga DPR tidak bisa mempersoalkan kalau Presiden mengajukan calon baru," kata Jimly di Semarang, Senin (16/2/2015).
Sedangkan KPK, lanjut mantan Ketua MK ini, harus menerima putusan hakim dan bisa memetik pelajaran untuk hati-hati dalam menetapkan tersangka. Jika KPK masih meneruskan upayanya, maka menurut Jimly "perang" akan dimulai.
"Kalau perang mau diteruskan, KPK tersinggung terus berupaya balik ajukan kasasi, kemudian yang ini minta terus dilantik, partai-partai pendukung minta ini dilantik, maka ini perang baru mulai, bukan selesai, baru mulai perang," tegas dia.
Jimly berpendapat jika kedua belah pihak bisa menerima putusan hakim, maka harapan publik agar ada pencalonan baru Kapolri bisa terpenuhi. "Jadi win-win solution," tandasnya.
2. Jimly Asshiddiqie
|
Lebih baik, Budi sadar diri dan mundur dari pencalonan sebagai Kapolri. Hal itu disebabkan karena KPK bisa memperbaiki prosedur penetapan tersangka dan menjerat Budi kembali.
"Sebaiknya dia (BG) dengan baik-baik dengan jantan menyatakan mengundurkan diri dari proses pencalonan (Kapolri) sehingga DPR tidak bisa mempersoalkan kalau Presiden mengajukan calon baru," kata Jimly di Semarang, Senin (16/2/2015).
Sedangkan KPK, lanjut mantan Ketua MK ini, harus menerima putusan hakim dan bisa memetik pelajaran untuk hati-hati dalam menetapkan tersangka. Jika KPK masih meneruskan upayanya, maka menurut Jimly "perang" akan dimulai.
"Kalau perang mau diteruskan, KPK tersinggung terus berupaya balik ajukan kasasi, kemudian yang ini minta terus dilantik, partai-partai pendukung minta ini dilantik, maka ini perang baru mulai, bukan selesai, baru mulai perang," tegas dia.
Jimly berpendapat jika kedua belah pihak bisa menerima putusan hakim, maka harapan publik agar ada pencalonan baru Kapolri bisa terpenuhi. "Jadi win-win solution," tandasnya.
3. Komaruddin Hidayat
|
"Dlm negara demokrasi posisi Polri sangat vital. Wajar sekali kalau publik menghendaki jajaran elite Polri bebas korupsi," kicau Komaruddin lewat twitter, Senin (16/2/2015).
3. Komaruddin Hidayat
|
"Dlm negara demokrasi posisi Polri sangat vital. Wajar sekali kalau publik menghendaki jajaran elite Polri bebas korupsi," kicau Komaruddin lewat twitter, Senin (16/2/2015).
4. Denny Indrayana
|
"Logikanya simpel, jangankan membatalkan pencalonan Kapolri, memberhentikan Kapolri aktif saja presiden berwenang, apalagi hanya sekadar membatalkan calon kapolri, tentu saja Presiden sangat berwenang melakukannya. Jadi, tetap jangan lantik BG untuk Presiden; dan KPK mengajukan PK atas putusan praperadilan ini," kata mantan Wakil Menkum HAM ini, Senin (16/2/2015).
4. Denny Indrayana
|
"Logikanya simpel, jangankan membatalkan pencalonan Kapolri, memberhentikan Kapolri aktif saja presiden berwenang, apalagi hanya sekadar membatalkan calon kapolri, tentu saja Presiden sangat berwenang melakukannya. Jadi, tetap jangan lantik BG untuk Presiden; dan KPK mengajukan PK atas putusan praperadilan ini," kata mantan Wakil Menkum HAM ini, Senin (16/2/2015).
5. Syafii Maarif
|
"Saya rasa polisi dan jaksa yang baik banyak. Orang-orang (yang bermasalah) kan tidak perlu posisi. Kasihlah itu orang-orang baik posisi," ucap mantan Ketum PP Muhammadiyah ini, Selasa (17/2/2015).
Menurut Buya, Tim 9 tetap merekomendasikan agar Presiden tidak memilih orang yang bermasalah. Rekomendasi itu bersifat sukarela dan semua keputusan ada di tangan Presiden.
"Kita tetap pada rekomendasi jangan sampai orang bermasalah yang dipilih, jangan sampai orang itu banyak dikritik orang kok dipilih," ucapnya.
5. Syafii Maarif
|
"Saya rasa polisi dan jaksa yang baik banyak. Orang-orang (yang bermasalah) kan tidak perlu posisi. Kasihlah itu orang-orang baik posisi," ucap mantan Ketum PP Muhammadiyah ini, Selasa (17/2/2015).
Menurut Buya, Tim 9 tetap merekomendasikan agar Presiden tidak memilih orang yang bermasalah. Rekomendasi itu bersifat sukarela dan semua keputusan ada di tangan Presiden.
"Kita tetap pada rekomendasi jangan sampai orang bermasalah yang dipilih, jangan sampai orang itu banyak dikritik orang kok dipilih," ucapnya.
Halaman 2 dari 12