Hollande dan Sisi berbicara via telepon setelah kemunculan video mengerikan yang dirilis Minggu, 15 Februari tersebut. Sebagai respons atas pemenggalan tersebut, militer Mesir melancarkan serangan-serangan udara terhadap target-target ISIS di Libya pada Senin dini hari waktu setempat.
"Kedua kepala negara membahas situasi di Libya dan perluasan operasi ISIS di negara itu," demikian statemen kepresidenan Prancis seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (16/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pada Minggu, 15 Februari, ISIS merilis rekaman video yang menunjukkan, 21 sandera yang mengenakan pakaian berwarna oranye dengan tangan-tangan diborgol, dipenggal oleh para penculik mereka berpakaian hitam-hitam. Disebutkan bahwa pemenggalan itu terjadi di Tripoli, Libya.
Para sandera tersebut tampak berada di kawasan pantai dan dipaksa berlutut, sebelum kemudian dipenggal. Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi marah besar atas pemenggalan tersebut. Sisi bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap kelompok jihadis tersebut.
"Mesir punya hak untuk merespons dengan cara dan waktu yang sesuai untuk menghukum para pembunuh ini," ujar Sisi dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi nasional Mesir.
(ita/ita)