Demikian disampaikan pejabat Kementerian Luar Negeri Turki seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (16/2/2015).
Kekerasan meningkat di Yaman sejak para milisi Syiah, Houthi merebut kekuasaan di negeri itu. Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan, kedutaan akan melanjutkan kembali aktivitas begitu otoritas Yaman kembali memegang kendali di negeri itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penutupan kedutaan ini dilakukan di tengah memburuknya situasi keamanan setelah milisi Syiah berkuasa di Sanaa.
Milisi Syiah, Houthi yang kabarnya mendapat dukungan dari Iran, telah membubarkan pemerintah dan parlemen Yaman pada 6 Februari lalu. Ini dilakukan setelah mereka menduduki istana kepresidenan dan gedung-gedung penting pemerintah.
Yaman tak pernah berhasil mencapai stabilitas sejak presiden Ali Abdullah Saleh mundur pada awal tahun 2012, setelah pergolakan berdarah yang berlangsung setahun. Keadaan kian buruk pada September 2014 lalu, ketika milisi Houthi merebut kendali atas ibukota Sanaa dan mulai bergerak masuk ke wilayah-wilayah Sunni.
(ita/ita)