"Pak Jokowi harus tetap konsisten. Tidak perlu takut, kalau dibatalkan hukuman ini justru menjadi catatan buruk karena tidak jadi dan tidak konsisten," kata Tantowi kepada detikcom, Minggu (15/2/2015).
Dia menekankan permohonan PBB ini diyakininya sebagai lobi pemerintah Australia agar dua warga negaranya batal dieksekusi. Cara ini dinilai sebagai upaya terakhir karena pemerintah Negeri Kangguru itu sudah frustasi dengan penolakan pemerintah Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantowi justru menjelaskan seandainya Jokowi membatalkan eksekusi mati terhadap gembong narkoba termasuk dua warga negara Australia. Dia memprediksi kalau batal maka hubungan Indonesia dengan Brasil, Vietnam, dan Belanda bakal ada masalah.
"Ya masak giliran Australia dibatalkan. Giliran terpidana mati Brasil, Vietnam, Belanda tetap dieksekusi. Kalau gitu, kita enggak konsisten. Dampaknya juga hubungan sama negara-negara itu yang warganya sudah dieksekusi," tuturnya.
Sebelumnya, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, Sabtu (14/2) menyampaikan agar pemerintah Indonesia membatalkan dan menghapus hukuman eksekusi mati terhadap kasus-kasus pelanggaran obat-obatan itu.
(hat/asp)