Insiden penembakan tersebut terjadi pada Selasa (10/2) waktu setempat di kota Pasco, negara bagian Washington. Ini terjadi menyusul serangkaian penembakan polisi terhadap warga kulit hitam, yang telah memicu aksi-aksi protes di berbagai wilayah AS tahun lalu.
"Kami tak ingin Ferguson lain di sini di Pasco," cetus kononer Dan Blasdel seperti dikutip media The Seattle Times dan dilansir kantor berita AFP, Sabtu (14/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas penembakan di Pasco, sekitar 350 kilometer sebelah tenggara Seattle, kepolisian setempat telah menyerukan publik untuk tenang.
Dalam video amatir soal penembakan di Pasco, terlihat tiga polisi sedang mengejar Antonio Zambrano-Montes (35), yang melemparkan batu-batu ke polisi. Polisi menyatakan, mereka telah mencoba untuk melumpuhkan pria tunawisma itu dengan senjata Taser, namun Zambrano-Montes terus melawan polisi. Hingga akhirnya polisi melepaskan tembakan ke arah imigran Meksiko tersebut.
Dalam video itu terlihat, korban sempat mengangkat tangannya tanda menyerah saat berlari, beberapa saat sebelum dirinya tewas ditembak.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto telah mengecam keras insiden penembakan itu. Dikatakan Nieto, dirinya telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Meksiko untuk memberikan dukungan bagi keluarga Zambrano-Montes, serta mengikuti dengan seksama penyelidikan insiden ini.
Ratusan demonstran telah menggelar unjuk rasa di luar Balai Kota di Pasco atas penembakan ini. Massa tampak membawa spanduk-spanduk bertuliskan "Jangan Tembak" dam "Gunakan Pelatihan Anda, Bukan Senjata Anda!"
Gubernur negara bagian Washington Jay Inslee pun telah melakukan kontak dengan pejabat-pejabat Pasco untuk menekankan perlunya penyelidikan menyeluruh atas kejadian ini.
(ita/ita)