Setelah 10 Tahun, Akhirnya Malaysia Izinkan Pendirian Pusat Belajar Anak TKI

Jakarta - Pemerintah Malaysia akhirnya mengizinkan pendirian pusat belajar atau community learning center (CLC) bagi 27 ribu anak-anak TKI yang bekerja di luar perkebunan kelapa sawit di Sabah dan Sarawak. Hal tersebut disetujui setelah Presiden Jokowi ke Malaysia akhir pekan lalu.

"Ini isu yang dibahas sejak 10 tahun. Akhirnya kemarin PM Malaysia memberikan izin CLC di luar ladang diizinkan beroperasi," ujar jubir Kemlu, Arrmanatha Nasir, di kantor Kemlu, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (13/2/2015).

Menurut Arrmanatha, selama ini hanya 27 ribu anak TKI yang memiliki akses mendapatkan pendidikan. Sementara 54 ribu anak-anak TKI di Serawak memerlukan akses pendidikan.

"Sampai saat ini CLC di luar ladang belum punya izin beroperasi," kata dia.

Menindaklanjuti hal tersebut, Menlu Retno LP Marsudi langsung berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan Anies Baswedan. Disepakati pula dukungan anggaran dari Kementerian Pendidikan terkait CLC tersebut.
‎
Hasil kunjungan Jokowi lainnya yakni disepakati adanya perundingan baru tentang perbatasan dengan Malaysia dan Filipina. Terkait perbatasan tersebut akan dimulai perundingan pada 26 Februari mendatang.

"Dengan Malaysia menunjuk chief nego untuk memberikan political pose. Karena perundingan kebatasan sering terkait aspek political pose (untuk) mempercepat proses perundingan," ucap dia.

Selain itu, Indonesia dan Malaysia sepakat terkait batas laut wilayah dan benua. Kesepakatan perbatasan maritim juga dilakukan dengan Filipina.

"Walau belum disebutkan tanggal tapi disepakati perundingan dimulai akhir Februari," katanya.

(nik/nrl)