"Iya pagunya sudah diketok di Banggar. Rp 1,6 triliun itu untuk kesekjenan dan BURT. Memang ada peningkatan," kata Ketua Badan Anggaran DPR Ahmadi Noor Supit di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (12/2/2015).
Dikonfirmasi terpisah, anggota Banggar Syaifullah Tamliha menjelaskan urgensi penambahan anggaran untuk TA. Menurutnya, jumlah mitra setiap komisi banyak sehingga tidak bisa dipegang hanya oleh dua orang tenaga ahli untuk setiap anggota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Fraksi PPP ini mengungkapkan bahwa saat ini gaji tenaga ahli sebesar Rp 7,7 juta per bulan. Bila ingin mempekerjakan yang profesional, tentu harus bisa menggaji lebih tinggi.
"Syarat sudah diperketat. Tidak boleh saudara, adik, keponakan. Harus yang ahli, nah perlu dipertimbangkan apa mau digaji Rp 7,7 juta," ujarnya.
Tamliha menuturkan bahwa selain untuk menggaji TA, anggaran Rp 1,6 triliun ini juga ditujukan untuk rumah aspirasi di dapil masing-masing. Menurutnya, sudah waktunya Indonesia sudah waktunya memiliki anggaran rumah aspirasi dan tenaga ahli di daerah.
"Di semua negara, di Amerika, Eropa, anggota dewan punya kantor di dapilnya. Jadi ketahuan dia pas reses pulang. Kalau kantor partai biasanya terlalu jauh," tuturnya.
RAPBN-P 2015 yang berisi tambahan anggaran untuk kementerian dan lembaga selama ini dibahas di Badan Anggaran. Rencananya, RAPBN-P 2015 akan disahkan di rapat paripurna esok hari, Jumat (13/2).
(imk/van)