Dimulai dari pencalonan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri, kemudian soal dorongan reshuffle 'Trio Singa' Luhut Panjaitan-Rini Soemarno-Andi Widjajanto, dan perang dingin yang sampai kini belum tuntas. PDIP seolah tak siap jadi pemenang, tak rela Jokowi jadi presiden, sampai berkepentingan untuk terus ngutak-atik pemerintahan Jokowi-JK.
Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengingatkan kemenangan PDIP di Pemilu 2014 tak lepas dari 'Jokowi effect'. Kini setelah Jokowi mengantar PDIP jadi juara dan dirinya jadi presiden tetap saja dicap sebagai petugas partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini pun muncul pertanyaan besar dari masyarakat, tentang apa sebenarnya keinginan PDIP yang belum dijalankan Jokowi.
"Apa maunya PDIP?" tanya Hendri.
Menurutnya mestinya PDIP menunjukkan sikap kenegarawanan dengan menghormati prerogatif Presiden Jokowi. Tidak mencampuri setiap pengambilan keputusan RI 1.
"Hormati Jokowi sebagai presiden dong," sarannya.
Sebelumnya diberitakan Sekretaris FPDIP DPR mengungkap sebab awal terjadinya perang dingin Istana dengan Teuku Umar. Ternyata semua berawal dari pesta ulang tahun Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
β"Misalnya ulang tahun Ibu Mega pada 23 Januari di Teuku Umar, Rini Soemarno dan Andi Widjajanto nggak datang. Kemudian pada acara doa keluarga untuk Almarhum Taufik Kiemas pada 31 Desember 2014 mereka nggak ada," tutur Sekretaris Fraksi PDIP di DPR Bambang Wuryanto, saat dihubungi, Kamis (12/2/2015).
(van/nrl)