"KPAI menyayangkan penggunaan media sosial Twitter yang berakhir dengan kekerasan," kata Komisioner KPAI bidang pendidikan Susanto, Kamis (12/2/2015) siang.
"Pemanfaatan media Twitter atau Facebook yang menimbulkan atau berakhir dengan kekerasan dikhawatirkan menginspirasi anak usia sekolah melakukan hal yang sama," sambung Susanto menegaskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesan KPAI, alangkah baiknya jika media Twitter dimanfaatkan untuk sharing ide, sharing gagasan, dan juga sharing pengalaman bagaimana berkontribusi terbaik untuk bangsa," ucap Susanto.
Susanto berharap twitwar di Twitter tak lagi berujung dengan duel sungguhan. Meski ada yang menganggap duel Roysepta Abimanyu dan Cipta Panca itu sebagai aksi jantan, KPAI tetap menyayangkan.
"Semoga kejadian itu menjadi awal baik untuk evaluasi para pengguna Twitter di Indonesia," imbuh Susanto.
Roysepta Abimanyu dan Cipta Panca duel di lapangan di depan Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/2) pukul 19.00 WIB. Mereka duel akibat terlibat perang di Twitter yang bermula dari twitwar isu Proton.
Duel antara pemilik akun @panca66 vs @redinparis ini berlangsung dengan tangan kosong. Sejumlah orang, yang umumnya selebtwit yang merupakan rekan-rekan keduanya menyaksikan perkelahian itu sambil menyoraki dan merekam dengan kamera video ponsel. Tak ada satupun yang melerai.
Roysepta Abimanyu yang berkaos putih dan Cipta Panca yang berkaos hitam pun bertukar pukulan dalam perkelahian jarak dekat.
"Gas terus, gas terus. Berikan yang terbaik," teriak salah seorang penonton. "Sikat-sikat terus," teriak penonton lainnya saat dua pria dewasa itu saling hantam.
(bar/ndr)