Kodam Jayakarta kembali merebut aset-aset milik TNI AD di wilayah Jakarta. Hal itu diperuntukan untuk membangun tower asrama prajurit aktif. Ini merupakan penertiban kali kedua di bangunan sipil yang berdiri di atas lahan Asrama Batalion Siliwangi.
Berdasarkan pantauan di lapangan Kamis (12/2/2015), sekitar pukul 09.00 WIB ratusan personel pengendali massa dari Kodam Jaya dengan bersenjatakan tameng, tongkat serta kayu mengepung lokasi tersebut. Warga pun sempat histeris melihat derap langkah prajurit TNI. Padahal saat itu warga yang sudah sadar tengah merapihkan harta benda miliknya ke dalam kardus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Patroli tersebut dilakukan untuk memastikan suasana penertiban berlangsung kondusif. Selanjutnya komandan Satkorlap tiap kelompok melakukan mediasi kepada pemilik rumah.
"Kami ngerti pak, tapikan tidak perlu dengan tameng dan tongkat seperti itu. Ibu itu histeris karena melihat kalian masuk. Saya mengerti bapak-bapak ini bekerja sesuai garis komando walapun kami pertahankan sampai mati tetap saja rumah kami dibongkar, tapi tolonglah caranya jangan bikin trauma seperti ini," tutur Simanjutak kepada komandan Satkorlap Kodam Jayakarta.
Sebagai prajurit dia pun hanya bisa memberi penjelasan dan berusaha memenangkan warga. Tak ayal warga pun memberondong dengan berbagai pertanyaaan mulai dari kompenasi hingga tanggung jawab TNI mengayomi rakyat.
"Kami diberi kontrakan selama satu bulan gratis di Bekasi, terus bulan depannya bagaimana. Anak-anak kami yang sudah sekolah disini bagaimana, memang bapak-bapak ini mau bertangung jawab,"β cetus salah seorang ibu.
Sementara John Punuk warga Rt 6/10 Blok L No 2 mengaku pasrah ketika rumah miliknya digusur oleh TNI. Sebagai anak purnawiraan, ia membawa nama ayahnya.
"Orangtua saya purnawirawan dia di makamkan di Taman Pahlawan, namanya Kapten Jumari tugas di Bandung sebagai Ajen," ujar Jhon.
Jhon mengeluhkan sikap TNI yang tidak peduli terhadap penduduk sipil. Lantaran penggusuran yang dilakukan tidak memberikan kompensasi ganti rugi.
"Saya nggak tahu mau kemana, saya sudah tidak punya rumah sekarang digusur saya tidak tahu mesti bagaimana lagi. Harapan saya setidaknya ada sedikit kompensasi penganti untuk beli rumah karena kami di sini semua tidak punya tempat tinggal lagi," tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan penertiban bangunan di lahan asrama Batalion siliwangi berlangsung kondusif. Sebagian dari warga sudah merapihkan barang-barang milik mereka. Proses pindahan pun dibantu prajurit TNI dengan membawa harta benda milik warga diangkut ke atas truk. Kodam Jaya sendiri menjamin tidak ada penarikan biaya sepeser pun dalam proses relokasi kepada warga.
(edo/ndr)