Isu tersebut semakin santer terdengar, sama santernya dengan dorongan reshuffle kabinet yang diembuskan elite PDIP terhadap 'Trio Singa' yaitu Luhut Panjaitan, Rini Soemarno, dan Andi Widjajanto.
Dorongan reshuffle terhadap 'Trio Singa' bermula dengan isu adanya orang Istana yang menjadi penghubung komunikasi antara Jokowi dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Meskipun ada hal lain yang disembunyikan yakni tentang asal muasal ketiga orang itu jadi menteri yang konon tanpa restu Megawati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
โ"Saya banyak mendengar mulai menghendaki adanya reshuffle di kabinet Pak Jokowi, bahkan secara direktif menunjuk satu dua orang yang konon itu menjadi barrier (pembatas -red) beliau itu antara Istana dengan keputusan partaiโ," kata politikus senior PDIP TB Hasanuddin.
Kemarahan elite PDIP terhadap ketiga orang dekat Jokowi di era tim transisi itu semakin panas lantaran ketiganya dianggap lupa diri. Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon tak segan menyebut mereka sebagai pengkhianat, sementara politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno lebih segan menyebut adanya pergeseran orbit.
ย "Kalau orbitnya mengalami pergeseran ya wajar saja. Orbitnya sekarang lebih banyak berkomunikasi dengan jaringan kepresidenan. Kalau dulu masih di parpol dong orbitnya," kata politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno, kepada wartawan, Rabu (11/2) kemarin.
Isu perang dingin Istana dan Teuku Umar sendiri semakin panas. Belakangan kabarnya sejumlah elite PDIP tak bisa menembus Istana saat ini, antara lain Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Sementara di Istana, Seskab Andi Widjajanto yang tengah jadi sorotan konon juga mulai diingatkan agar menjaga statementnya.
Elite PDIP sendiri menampik isu itu. Sudah jelas isu semacam ini tak akan diungkap ke publik. "Enggak ada, enggak ada itu," kata politikus PDIP Aria Bima, saat dikonfirmasi wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Lalu apa ujung perang dingin Istana dan Teuku Umar?
(van/nrl)