Kekerasan Fisik dan Finansial di SMA 3 Jakarta Diduga Sudah Bertahun-tahun

6 Siswa Diskorsing

Kekerasan Fisik dan Finansial di SMA 3 Jakarta Diduga Sudah Bertahun-tahun

- detikNews
Rabu, 11 Feb 2015 17:56 WIB
Jakarta - ‎Kepala Sekolah SMA 3 Jakarta, Retno Listyarti, buka-bukaan soal kondisi sekolah yang baru ia pimpin sekitar 1 bulan. Menurut Retno yang baru saja menskorsing 6 siswanya karena melakukan pemukulan, kekerasan fisik dan finansial sudah ada sejak di sekolah negeri itu selama bertahun-tahun.

"Kekerasan fisik dan kekerasan finansial di SMA 3 Jakarta diduga sudah berlangsung selama bertahun-tahun lamanya," kata Retno di SMA 3 Jakarta, Jl Setiabudi II, Jakarta Selatan, Rabu (11/2/2015).

Kekerasan finansial yang berlangsung, dikatakan Retno, angkanya sangat besar. Sementara kekerasan fisik muncul ketika korban menolak pemalakan atau kekerasan finansial tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada pengaduan dari orangtua siswa bahwa anaknya mengalami kekerasan finansial selama 6 bulan dengan nilai mencapai Rp 5 juta. Bahkan siswa itu sempat mengalami kekerasan fisik berupa dicekik," ujar Retno yang menjadi kepala sekolah lewat lelang jabatan ini.

Selain dicekik, bentuk kekerasan fisik yang pernah dilaporkan ke Retno berupa tendangan dan pemukulan di kalangan siswa. Sedangan kekerasan fisik di kalangan siswi berupa tamparan.

"Bahkan ada lokasi tertentu di sekolah yang dikuasai oleh kelas 3, selain kelas 2 itu dilarang melewati atau mendatangi lokasi tersebut," ucap Retno yang dikenal sebagai guru berani dan kritis ini.

‎Untuk kekerasan finansial, Retno mengaku mendapatkan laporan kekerasan itu dilakukan untuk membeli jajanan hingga lipstik dengan nominal Rp 5.000-Rp 100.000. Tak hanya itu, kekerasan finansial skala besar juga pernah didengar Retno terjadi di kalangan siswa.

"Kemudian saya dengar program Anntik, seperti pentas seni gitu, sudah sampai mengumpulkan dana hingga Rp 1 miliar dan sekolah tak mengetahui itu. Harusnya kalau membawa nama sekolah, sekolah harus tahu itu," kata Retno yang selama ini giat meminta kurikulum 2013 ditunda tersebut.

"Dan kami lewat kesiswaan sudah meminta kepada OSIS untuk tak menyelenggarakan Anntik ini. Dan Anntik terakhir cukup sampai tahun lalu saja. Tahun ini tak ada, kita ingin memutus mata rantai itu, kekerasan dan sumbangan liar itu," tambahnya.

Walau begitu, Retno menyatakan pihak sekolah tak akan mengabaikan hak-hak anak dalam pendidikan. Salah satunya mengenai try out yang boleh diambil orangtua siswa dan Ujian Nasional.

"Dan Pemprov dari Dinas Pendidikan siap membantu saya dalam menghadapi proses hukum. Ini baru pertama kali saya rasakan Pemprov membantu kasus di sekolah," tutup Retno.

(vid/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads