Badan pengatur penerbangan Taiwan, Civil Aviation Authority (CAA) menyatakan, 10 dari 49 pilot pesawat ATR milik TransAsia telah gagal tes wawancara mengenai penanganan pesawat tersebut saat mengalami kegagalan mesin. Sebanyak 19 pilot lainnya tidak mengikuti tes ini, dikarenakan sakit ataupun tidak berada di Taiwan.
CAA menyatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (11/2/2015), ke-29 pilot yang gagal atau yang tidak mengikuti tes tersebut telah dinonaktifkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Taiwan memerintahkan tes kecakapan tersebut setelah sebuah pesawat ATR 72-600 milik TransAsia jatuh ke sungai di Taipei, yang sejauh ini menewaskan 42 orang dari 58 orang penumpang dan kru.
Pasca kecelakaan TransAsia, CAA memerintahkan pelatihan ulang terhadap 71 pilot maskapai TransAsia yang mengoperasikan pesawat jenis ATR.
Pesawat yang jatuh ke Sungai Keelung pada Rabu (4/2) lalu itu, merupakan tipe turboprop ATR 72-600 yang memiliki mesin kembar berbentuk baling-baling. Hasil analisis awal pada data kotak hitam pesawat menunjukkan, kemungkinan adanya kesalahan manusia dalam insiden fatal tersebut.
Otoritas Taiwan sebelumnya menyatakan, salah satu mesin pesawat mati di udara selang beberapa detik setelah pesawat lepas landas. Satu mesin lainnya masih beroperasi dengan baik. Namun entah mengapa, pilot justru mematikan mesin yang masih beroperasi baik tersebut, sehingga berujung pada matinya kedua mesin di udara dan pesawat pun jatuh.
(ita/ita)