"Iya, ini bau (sampah)," kata Bunyamin kepada detikcom saat berkeliling di SD Srondol Wetan 04, Rabu (11/2/2015).
Bunyamin melihat sampah yang menumpuk di boks sampah dan sedang diambil truk. Ia kemudian masuk ke sekolahan dan melihat siswa yang mengikuti kegiatan belajar sambil memakai masker. Di bagian belakang ia melihat lokasi yang dulunya ada tembok pembatas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait sampah yang aromanya mengganggu kegiatan belajar di SD tersebut, Bunyamin berjanji akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait termasuk Dinas Pasar dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
"Kita koordinasi dengan teman-teman terkait, dinas Kebersihan mungkin bisa secara rutin pengangkutan sampahnya. Nanti diskusi Dinas Pasar, Dinas Kebersihan, dan Dinas Pendidikan, bareng-bareng diskusi cari solusi," ujarnya.
Ia juga meminta agar kepala sekolah mengajukan permohonan untuk perbaikan tembok yang ambrol. Menanggapi hal itu Kepala SD Srondol Wetan 4, Widji Handani (56) mengatakan pihaknya berharap tempat pembuangan sampah di samping sekolah bisa segera dipindah agar tidak mengganggu.
"Saya harap bisa segera terealisasi relokasi sampahnya supaya siswa tidak tergaggu dengan bau sampah. Selain itu kalau ada penilaian sekolah sehat kan kami kesulitan," ujarnya.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa, Dian Maya Lestari (41) Kanver Utara 1, Banyumanik, Semarang berharap dengan kedatangan Kepala Dinas Pendidikan, anaknya yang duduk di kelas 2 SD bisa segera bebas dari polusi udara karena sampah di sekolahnya.
"Kalau sampahnya sudah tidak ada, kami orang tua murid akan syukuran, bikin tumpengan di sekolah," ujar Dian.
Harapan Dian itu memang wajar karena sekolah tersebut sudah bertahun-tahun terkena dampak aroma sampah yang menumpuk di samping antara bangunan sekolah dan pasar. Bahkan sekolahan itu mendapat julukan "SD sampah" dari warga sekitar.
Namun hari ini ada yang mulai berbeda dari hari sebelumnya, yaitu frekuensi pengambilan sampah lebih banyak sehingga tidak sampai menumpuk tinggi seperti sebelumnya. Meski demikian aroma mengganggu sampah masih bisa tercium cukup menyengat.
"Ya ini ada yang beda, banyak yang ambil sampah hari ini," pungkas Widji.
(alg/try)