Bahkan warga tak lagi menganggap banjir sebagai penghambat kinerja mereka. Mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasa meskipun jalanan dilanda banjir tinggi.
Kawasan perkantoran, sekolah, mal, restoran dan gedung-gedung lainnya rata-rata tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Mereka membawa persiapan lebih lengkap untuk menerjang banjir menuju kantor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan yang tinggal di kawasan Rawamangun ini mengaku telah 5 tahun bekerja di Kelapa Gading. Sehingga ia sudah dapat menyesuaikan dengan kondisi alam di salah satu kawasan elit di Jakarta tersebut.
"Banjir sudah biasa di sini. Kalau setiap banjir terus kita nggak kerja, bakal sering banget nggak kerja nanti. Gimana mau punya uang?" tuturnya.
Menurut Ratna, kawan-kawannya di kantor juga memiliki semangat yang sama. Mereka tak pernah menganggap banjir sebagai musuh, justru tantangan untuk lebih semangat bekerja.
"Kalau takut sakit karena banjir-banjiran terus, ya minum obat," tuturnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Rohmad (51). Penjual gorengan di depan Mal of Indonesia (MOI) ini mengaku telah akrab dengan banjir. Sehingga meskipun genangan tinggi, ia tetap bekerja mencari uang.
"Banjir udah jadi teman buat kita. Saya tetep jualan gorengan. Malah makin laris kalau musim hujan gini," katanya.
Meski demikian, pihaknya berharap agar Pemprov DKI Jakarta memperbaiki tata ruang dan sistem drainase di Kelapa Gading. Sehingga jika musim hujan, mereka tak pusing-pusing lagi untuk berjibaku melawan banjir.
"Mudah-mudahan Pak Ahok bisa bikin Kelapa Gading nggak banjir lagi ya. Haha," katanya sambil terkekeh.
(kff/mok)