Penegasan ini disampaikan Obama beberapa jam setelah dirinya mengkonfirmasi kematian Kayla Mueller, warga AS yang disandera ISIS. Wanita berumur 26 tahun itu diculik di Aleppo, Suriah pada Agustus 2013 lalu. Kelompok ISIS mengklaim bahwa pekerja kemanusiaan itu tewas dalam serangan udara Yordania di kota Raqa, Suriah.
Namun Gedung Putih meragukan klaim tersebut. Gedung Putih meyakini bahwa Mueller telah dibunuh ISIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu kita mulai melakukan itu (membayar uang tebusan-red), maka kita bukan hanya membiayai pembantaian mereka atas orang-orang tak bersalah dan memperkuat organisasi mereka, namun kita sebenarnya menjadikan Amerika target yang lebih hebat untuk penculikan di masa mendatang," ujar Obama seperti dilansir AFP, Rabu (11/2/2015).
Belakangan ini, Gedung Putih kian didesak untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya, yang menolak membayarkan uang tebusan untuk membebaskan warga AS yang disandera militan.
Obama pun menambahkan, AS telah bertindak dengan cara-cara lain untuk mengupayakan pembebasan Mueller, termasuk melancarkan operasi serangan khusus di Suriah.
"Kita senantia mengerahkan berbagai sumber daya untuk membebaskan para tahanan atau sandera di manapun di dunia," ujar Obama.
(ita/ita)