"Ada tradisi perayaan Valentine yang tidak ramah anak. Di antaranya, Valentine dipahami sebagai hari kasih sayang yang menghalalkan melepas kegadisan. Tidak sedikit anak sekolah yang menjadi korban kekerasan seksual di hari Valentine," kata Komisioner KPAI bidang Pendidikan Susanto saat berbincang dengan detikcom via telepon, Selasa (10/1/2015) malam.
Hal tersebut menurut Susanto sangat meresahkan. "Valentine sering dipahami sebagai hari bersenang-senang bagi pasangan dan seks bebas bagi pasangan di luar nikah," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Substansi Valentine itu kasih sayang untuk semua orang, harmoni dalam keluarga, harmoni dalam berteman sebaya, harmoni dalam bermasyarakat. Bukan semata-mata sayang pasangan dengan pelampiasan seks bebas," sesal Susanto.
Susanto berharap, remaja dan anak tak lagi terjebak dengan paham bahwa valentine adalah pelepasan kegadisan dan seks bebas sebagai momentum perayaan Valentine. Orangtua dalam hal ini harus ikut ambil bagian.
"Orangtua harus menjelaskan kepada anak bahwa pemahaman Valentine yang dimaksud (seks bebas dan ajang melepas keperawanan-red) adalah salah," imbuh Susanto.
(bar/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini