Pejabat Kementerian Dalam Negeri untuk Alexandria, Mayjen Amin Ezz al-Din, mengatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (10/2/2015), ledakan bom juga terjadi di dua lokasi lainnya di kota terbesar kedua di Mesir itu. Tak ada yang terluka dalam insiden di dua lokasi di bagian timur Alexandria tersebut.
Serangan-serangan militan kerap terjadi di Mesir, khususnya di wilayah Sinai. Para militan meningkatkan serangan terhadap polisi dan tentara Mesir di Sinai sejak militer menggulingkan presiden terpilih Mohamed Morsi pada tahun 2013. Ratusan tentara dan polisi telah tewas akibat serangan-serangan militan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden baru Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, panglima militer yang menggulingkan Morsi, menganggap Ikhwanul sebagai ancaman keamanan besar bagi negara itu.
Ikhwanul Muslimin telah dinyatakan sebagai gerakan terlarang oleh pemerintah Mesir. Otoritas Mesir kerap menuding Ikhwanul melancarkan serangan-serangan mematikan sejak militer menggulingkan Morsi pada tahun 2013. Tudingan ini telah dibantah gerakan tersebut.
Ketegangan di Mesir meningkat setelah bentrokan maut antara para demonstran dan aparat keamanan di Kairo, juga di kota Alexandria, Mesir utara pada 25 Januari lalu. Saat itu, bangsa Mesir memperingati empat tahun pergolakan 2011 yang menggulingkan rezim Hosni Mubarak. Kepolisian menahan 516 orang pendukung Ikhwanul di hari tersebut.
(ita/ita)