Dalam wawancara dengan media Inggris, BBC seperti dilansir CNN dan Reuters, Rabu (10/2/2015), Assad menyatakan rezimnya kerap mendapat informasi soal serangan udara AS secara tidak langsung, yakni dari pihak ketiga.
"Itu benar, melalui pihak ketiga, lebih dari satu pihak, Irak dan beberapa negara lainnya, terkadang mereka menyampaikan pesan, pesan umum, tapi tidak ada yang berbau taktis," ucap Assad saat ditanya apakah ada kerjasama tidak langsung terkait serangan terhadap ISIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada dialog. Hanya ada, katakanlah, informasi, tapi bukan dialog," sebutnya.
Negara-negara Barat, terutama AS terus mendorong Assad untuk mundur dari jabatannya sejak kerusuhan pecah di negara tersebut pada tahun 2011 lalu. Namun Assad bersikeras tak mau mundur. Namun kini, baik AS maupun rezim Suriah sama-sama memiliki musuh terbesar, yakni ISIS.
Dalam wawancara dengan BBC tersebut, Assad menegaskan Suriah tidak akan pernah bergabung dengan koalisi internasional untuk menghancurkan ISIS.
"Tidak, tentu saja kami tidak bisa dan kami tidak memiliki kemauan dan kami tidak ingin, untuk satu alasan -- karena kami tidak bisa menjadi sekutu dengan negara-negara yang mendukung terorisme," tandasnya.
(nvc/ita)