Saat detikcom berada di SD tersebut, memang bau sampah sesekali tercium menyengat ketika angin berhembus. Femorina mengatakan ia sering pusing dan tidak konsentrasi saat mengikuti pelajaran.
"Mengganggu sekali. Bikin mual, pusing. Kalau bisa sampahnya dipindah," kata Femorina di sekolahannya, Selasa (10/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala SD Srondol Wetan 4, Widji Handani (56) mengatakan aroma sampah itu tercium sudah sejak beberapa tahun lalu. Sempat tempat pembuangan sampah dipindah ketika pasar direlokasi, tapi kembali lagi 1,5 tahun lalu dan udara kembali tercemar.
"Paling parah (baunya) sebelum sampahnya diambil sekitar jam 08.00 pagi. Sampai tiga truk yang ambil. Kalau upacara kasihan anak-anak," pungkas Widji.
"Apalagi kalau habis hujan terus panas, itu bikin mual," imbuhnya.
Pihak sekolah sudah berusaha melakukan antisipasi agar aroma sampah tidak mengganggu siswa, yaitu dengan menutup ventilasi dengan plastik, memasang pewangi di kipas angin, dan memakai masker.
"Kantin juga sudah dipindah ke belakang. Bayangkan anak-anak makan mie dengan aroma sampah," terangnya.
Dampak dari sampah tersebut ternyata tidak hanya aroma tidak sedap, tapi juga berpengaruh ke prestasi dan jumlah siswa yang mendaftar terus menurun. Bahkan sekolah tersebut mendapatkan sebutan "SD Sampah".
"Ini sudah benar-benar menggangu. Image-nya jadi 'SD Sampah'. Orang kalau tanya jalan ke sini sudah pada tahu 'SD Sampah'," tandasnya.
Widji menegaskan pihaknya sudah menanyakan ke Kelurahan setempat, namun ia mendapat jawaban Kelurahan tidak bisa berbuat banyak untuk sampah yang dibuang warga itu. Sedangkan pihak Kecamatan Banyumanik juga belum melakukan apa-apa setelah mendapat laporan.
"Tanggal 23 Januari mengajukan permohonan ke camat. Ketemu bu sekcam tapi sampai sekarang belum ada tindakan," tegas Widji.
Pihak sekolahan berharap Pemerintah Kota memperhatikan masalah pencemaran udara itu. Widji ingin agar siswa-siswa bisa belajar dengan tenang dan bisa berkonsentrasi dan SD yang brdiri sejak 1979 itu bisa memberikan kenyamanan bagi para siswanya.
"Ya harapannya bisa dipindahkan tempat pembuangan sampahnya. Belum lagi kalau pagi pemulung mencantolkan karungnya ke pagar sekolah," kata Kepala Sekolah.
(alg/try)