Seperti dilansir Reuters, Selasa (10/2/2015), dampak dari penembakan yang terjadi pada Senin (9/2) di kawasan La Castellane ini, membuat warga setempat dilarang keluar rumah. Sebuah tempat penitipan anak yang ada di lokasi, terpaksa dievakuasi ketika tentara dari unit GIPN dikerahkan.
"Terdengar beberapa kali suara tembakan ke arah mobil polisi, yang berasal dari seseorang berpenutup kepala yang membawa Kalashnikov," tutur kepala kepolisian setempat, Pierre-Marie kepada Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat muncul kekhawatiran bahwa penembakan ini merupakan serangan teror terbaru di Prancis, pascaserangan teror yang menewaskan total 17 orang pada bulan lalu. Namun kepolisian setempat segera menyatakan insiden ini terkait narkoba.
Polisi setempat berhasil menyita 7 senapan Kalashnikov dan sekitar 20 kilogram narkoba yang tidak disebut jenisnya. Data sidik jari dan jejak DNA telah didapatkan polisi dan akan digunakan untuk melacak pelaku.
Wakil Walikota Marseille, Caroline Pozmentier menyatakan, otoritas setempat meyakini 99,9 persen bahwa insiden tersebut berkaitan dengan narkoba dan judi pengaturan skor. Pozmentier juga menyatakan, insiden ini tidak ada kaitannya dengan kunjungan PM Valls ke Marseille.
Saat memberikan keterangan di markas kepolisian Marseille, PM Valls menyebut personel kepolisian Prancis saat ini rawan menjadi target kekerasan. "Kekerasan, kejahatan, perdagangan tidak bisa dihindarkan," ucapnya.
(nvc/ita)