Nahas, sebanyak 12 orang di antaranya telah dieksekusi mati oleh Boko Haram. Sumber keamanan setempat, seperti dilansir AFP, Selasa (10/2/2015), menyebut insiden penculikan terjadi pada Minggu (8/2) waktu setempat.
Menurut sumber keamanan tersebut, bus yang ditumpangi para korban dihadang sejumlah pria bersenjata yang diduga kuat anggota Boko Haram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun seorang warga setempat yang istrinya ikut diculik Boko Haram menyebut, 8 korban penculikan lainnya telah berhasil selamat.
Sementara itu, otoritas Nigeria memutuskan untuk menunda pemilu presiden dengan alasan keamanan. Pemilu yang harusnya digelar pada 14 Februari mendatang, diundur menjadi 28 Maret oleh Komisi Pemilihan Umum Nigeria.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Attahiru Jega menyatakan, penundaan terpaksa dilakukan setelah dirinya diberitahu bahwa militer Nigeria tidak bisa melakukan patroli di tempat pemungutan suara saat pemilu berlangsung, karena mereka harus bertempur melawan Boko Haram.
Pertempuran ini terkait dengan rencana Nigeria dan negara-negara tetangganya, seperti Chad, Niger dan Kamerun untuk mengerahkan pasukan gabungan sebanyak 8.700 personel dalam operasi melawan Boko Haram.
(nvc/ita)