"Jaksa kalau melakukan melakukan jemput paksa, resiko sama-sama tahu. Saat ini ada hampir 600 karyawan Pak Labora, anaknya istrinya kalau dihitung semua, Pak Labora sama dengan memberi makan 1.000 jiwa lebih dalam satu hari," ujar juru bicara Aiptu Labora, Fredy Fakdawer saat dihubungi detikcom, Jumat (6/2/2015).
Menurutnya, apabila Labora dijemput paksa, maka akan berakibat, tak hanya kepada pegawai-pegawai itu, namun juga untuk kelangsungan 2 perusahaan milik Labora.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga dia mengharapkan Presiden Joko Widodo memberikan reaksi dalam kasus ini. Karena eksekusi paksa Aiptu Labora akan berdampak luas terhadap kesejahteraan dan hidp para pegawai beserta keluarga mereka.
"Kami sangat mengharapkan Presiden Jokowi melihat hal ini. Masyarakat bergantung hidup dengan Pak Labora, kalau perusahaan ini tutup, siapa yang akan ngasih mereka makan? ini pr untuk negara ini. Memangnya kami ini orang Papua bukan warga negara indonesia?," pungkasnya.
(rni/fjp)