Kayla Mueller (26) diklaim oleh ISIS telah tewas dalam serangan udara yang dilakukan jet tempur Yordania pada Kamis (5/2) lalu. Mueller sendiri diketahui merupakan pekerja kemanusiaan yang tengah bertugas di Suriah.
"Keluarga... meminta media untuk untuk berhati-hati melaporkan latar belakangnya, pekerjaannya dan situasi terkini dan membatasi spekulasi soal kondisinya, dan mempertimbangkan dampak keselamatannya sebelum mempublikasikannya," demikian bunyi pernyataan kedua orangtua Mueller, Marsha dan Carl seperti dilansir AFP, Sabtu (7/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun penderitaan pengungsi Suriah menggerakkan hatinya untuk pergi ke perbatasan Turki-Suriah pada Desember 2012 dan bekerja dengan Danish Refugee Council serta organisasi kemanusiaan Support to Life. Sebelum berangkat ke Suriah, Mueller sempat bekerja di Prancis untuk belajar bahasa, sembari mempersiapkan diri bekerja di Afrika.
Menurut pernyataan pihak keluarga, Mueller diculik pada Agustus 2013 lalu saat berada di kota Aleppo, Suriah. Saat itu, Mueller baru saja meninggalkan rumah sakit yang dikelola Medecins Sans Frontieres (MSF/Doctors Without Borders).
Pihak MSF sendiri menyebutkan bahwa Mueller mengunjungi fasilitas tersebut dengan seorang rekannya untuk melakukan sejumlah perbaikan di rumah sakit tersebut. Mueller diculik ketika dalam perjalanan menuju ke sebuah terminal bus di Aleppo, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Turki.
ISIS mengklaim jasad sandera wanita asal AS itu terkubur di bawah reruntuhan gedung yang hancur akibat serangan udara jet tempur Yordania. Namun memang klaim ISIS tersebut tidak disertai foto maupun bukti yang menguatkan.
"Kami jelas sangat khawatir dengan adanya laporan ini. Hingga saat ini, kami belum melihat adanya satu bukti pun yang menguatkan klaim ISIL (nama lain ISIS)," ujar juru bicara Badan Keamanan Nasional Gedung Putih, Bernadette Meehan dalam pernyataannya.
Klaim ISIS tersebut juga diragukan otoritas Yordania. "Kami langsung memeriksanya, tapi reaksi pertama kami ialah kami pikir ini tidak logis dan kami sangat meragukannya. Ini bagian propaganda kriminal mereka (ISIS)," ujar juru bicara pemerintah Yordania Mohammad Momani.
"Bagaimana bisa mereka mengidentifikasi pesawat tempur Yordania dari jarak yang tinggi di udara? Apa yang dilakukan seorang wanita AS di dalam gudang senjata," imbuhnya.
(nvc/fjp)