Sebagai Menteri Koordinator yang membidangi hukum, Tedjo beberapa kali memberikan pernyataan mengenai konflik KPK dengan Polri. Seperti diketahui, KPK mendapatkan sejumlah serangan setelah menetapkan Komjen Budi Gunawan, calon Kapolri, sebagai tersangka rekening gendut pada 13 Januari silam.
Tedjo memang juga sering mengomentari mengenai keberadaan Polri. Namun komentar-komentarnya mengenai KPK lah yang membuat dia ramai diperbincangkan, termasuk di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
|
Tedjo: KPK Jangan Bakar Massa, Kekanak-kanakan
|
"Jangan membakar massa, mengajak rakyat, membakar rakyat. Ayo kita ini, tidak boleh seperti itu, itu suatu sikap pernyataan yang kekanak kanakan. Berdiri sendiri, kuat dia. Konstitusi yang akan dukung, bukan dukungan rakyat yang nggak jelas itu," sindir Tedjo keras di Istana Kepresidenan, Sabtu (24/1/2015).
Tedjo: KPK Jangan Bakar Massa, Kekanak-kanakan
|
"Jangan membakar massa, mengajak rakyat, membakar rakyat. Ayo kita ini, tidak boleh seperti itu, itu suatu sikap pernyataan yang kekanak kanakan. Berdiri sendiri, kuat dia. Konstitusi yang akan dukung, bukan dukungan rakyat yang nggak jelas itu," sindir Tedjo keras di Istana Kepresidenan, Sabtu (24/1/2015).
Tedjo: Pendukung KPK Rakyat Nggak Jelas
|
"Berdiri sendiri, kuat dia. Konstitusi yang akan dukung, bukan dukungan rakyat yang nggak jelas itu," sindir Tedjo keras di Istana Kepresidenan, Sabtu (24/1/2015).
Tedjo mengaku kecewa dengan sikap para pimpinan KPK. Dia menilai para pimpinan KPK tidak berusaha untuk menenangkan situasi.
"Harus menjernihkan suasana, tetapi kelihatannya tidak ditaati sehinga semalam masih ada pergerakan-pergerakan dari KPK, sebenarnya tidak boleh ada pergerakan massa," lanjut Tedjo.
Setelah pernyataan ini ramai dibicarakan, Tedjo kembali angkat bicara untuk memberikan penjelasan mengenai statement-nya itu.
Tedjo: Pendukung KPK Rakyat Nggak Jelas
|
"Berdiri sendiri, kuat dia. Konstitusi yang akan dukung, bukan dukungan rakyat yang nggak jelas itu," sindir Tedjo keras di Istana Kepresidenan, Sabtu (24/1/2015).
Tedjo mengaku kecewa dengan sikap para pimpinan KPK. Dia menilai para pimpinan KPK tidak berusaha untuk menenangkan situasi.
"Harus menjernihkan suasana, tetapi kelihatannya tidak ditaati sehinga semalam masih ada pergerakan-pergerakan dari KPK, sebenarnya tidak boleh ada pergerakan massa," lanjut Tedjo.
Setelah pernyataan ini ramai dibicarakan, Tedjo kembali angkat bicara untuk memberikan penjelasan mengenai statement-nya itu.
Menko Tedjo: Kayak Buruh Saja
|
"Mogok? Ndak-lah kayak buruh saja. Nggak, nggak, nggak," ujar Tedjo di Kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (6/2/2015).
Saat ini memang baru Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto saja yang ditersangkakan oleh Bareskrim Polri. Akan tetapi sudah ada dua sprindik lagi yang ditujukan ke Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja.
Praktis hampir seluruh pimpinan KPK nantinya akan menjadi tersangka. Tetapi Johan Budi berkata bahwa KPK akan berupaya maksimal agar tak jadi korban kriminalisasi sebelum benar-benar mogok. "Ndak-lah. Itu terserah mereka lah apa maksudnya mereka saja. Tapi nggak sampai sejauh itu (mogok) lah," kata Tedjo.
Menko Tedjo: Kayak Buruh Saja
|
"Mogok? Ndak-lah kayak buruh saja. Nggak, nggak, nggak," ujar Tedjo di Kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (6/2/2015).
Saat ini memang baru Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto saja yang ditersangkakan oleh Bareskrim Polri. Akan tetapi sudah ada dua sprindik lagi yang ditujukan ke Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja.
Praktis hampir seluruh pimpinan KPK nantinya akan menjadi tersangka. Tetapi Johan Budi berkata bahwa KPK akan berupaya maksimal agar tak jadi korban kriminalisasi sebelum benar-benar mogok. "Ndak-lah. Itu terserah mereka lah apa maksudnya mereka saja. Tapi nggak sampai sejauh itu (mogok) lah," kata Tedjo.
Halaman 2 dari 8