Guntur anak semata wayang pasangan Nurhayati dan Dadan. Ia lahir normal berbobot 2,7 kilogram yang proses persalinannya dibantu oleh seorang bidan setempat. Gejala gangguan kesehatan mulai dirasakan Guntur saat menginjak usia dua tahun. Saat kondisi Guntur tak berdaya itulah ibunya berpulang ke Maha Pencipta lantaran penyakit paru-paru. Sementara Dadan, ayah Guntur, tidak terlihat batang hidungnya hingga kini atau sejak tujuh hari meninggalnya Nurhayati.
"Ibunya meninggal saat Guntur usia dua tahun. Kalau ayahnya Guntur itu enggak ada kabar sampai sekarang. Mungkin dia (Dadan) malu melihat kondisi Guntur. Kasihan, Guntur sebatang kara," ucap Kokom (59) sewaktu ditemui di rumah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Entah penyakit apa diderita Guntur, Kokom belum bisa memastikannya. "Kalau kata dokter ada gangguan cairan otak. Saya enggak tahu apakah kepalanya pernah terbentur," tutur Kokom menitikan air mata.
Saban hari Kokom setia menemani, memangku dan membaringkan Guntur. Sepasang lengan dan kaki Guntur terlihat mengecil. Tubuhnya lunglai. Meski bertahun-tahun lumpuh, dia menyiratkan keceriaan. Guntur menebar senyum kala warga menyebut namanya.
Kepedulian yang sudah dilakukan warga setempat tentunya sangat membantu meringankan segala kebutuhan keseharian Guntur. Kokom dan warga berharap ada penanganan medis intensif dari rumah sakit terhadap Guntur.
(bbn/ern)