Cara Ahok Basmi Pungli Lewat Pot Bunga di HI, Bayar 'Mata-mata' hingga Pemecatan

Cara Ahok Basmi Pungli Lewat Pot Bunga di HI, Bayar 'Mata-mata' hingga Pemecatan

- detikNews
Jumat, 06 Feb 2015 12:45 WIB
Cara Ahok Basmi Pungli Lewat Pot Bunga di HI, Bayar Mata-mata hingga Pemecatan
Jakarta - Ulah sejumlah sopir angkutan umum yang memberi setoran liar lewat pot bunga di Bundaran HI agar bisa memotong trayek membuat berang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ia turun tangan memberikan solusi mengatasi pelanggaran tersebut.

Praktik setoran liar itu sempat direkam seorang pengendara yang melintas di kawasan itu. Dalam rekaman video tersebut, Metromini tujuan Tanah Abang dari arah Sudirman memutar di Bundaran HI. Sambil memutar, ternyata sang kernet sempat turun dan berlari kecil menghampiri pot yang ada di kiri jalan. Ia menaruh sesuatu di dalam pot.

Di dekat pot besar itu berjaga seorang petugas Dishub. Dia seolah tak melihat kehadiran si kernet. Setelah itu, oknum tersebut mengambil uangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mendengar laporan pelanggaran itu, Ahok akan membayar warga Ibu Kota dan mahasiswa untuk menjadi 'mata-mata' pungutan liar. Ayah 3 anak ini juga akan mencabut trayek memberikan sanksi tegas.

Berikut 3 cara Ahok membasmi pungli:

1. Bayar Mahasiswa

Ahok melibatkan warga sipil untuk menjadi 'mata-mata' pungutan liar terhadap angkutan umum. Ia bersedia memberi insentif bila perlu.

"Ini pakai mahasiswa dan masyarakat biasa saja, satu kirim gambar Rp 5 ribu kek atau Rp 50 ribu kek. Lalu catat nomornya, tangkap saja orang di lapangan," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2015).

Maraknya aksi pungutan liar (pungli) yang dilakukan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI terhadap sopir angkutan umum membuat membuat Ahok gemas. Dia menyebut dengan menyetor sejumlah uang, tidaklah mengherankan banyak sopir bus yang berani ngetem.

"Di semua yang tempat ngetem itu pasti pungli. Jadi sopir berani ngetem karena pungli," ujar Ahok.

1. Bayar Mahasiswa

Ahok melibatkan warga sipil untuk menjadi 'mata-mata' pungutan liar terhadap angkutan umum. Ia bersedia memberi insentif bila perlu.

"Ini pakai mahasiswa dan masyarakat biasa saja, satu kirim gambar Rp 5 ribu kek atau Rp 50 ribu kek. Lalu catat nomornya, tangkap saja orang di lapangan," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2015).

Maraknya aksi pungutan liar (pungli) yang dilakukan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI terhadap sopir angkutan umum membuat membuat Ahok gemas. Dia menyebut dengan menyetor sejumlah uang, tidaklah mengherankan banyak sopir bus yang berani ngetem.

"Di semua yang tempat ngetem itu pasti pungli. Jadi sopir berani ngetem karena pungli," ujar Ahok.

2. Cabut Trayek

Menanggapi soal pungli, suami Veronica Tan tersebut menilai hal tersebut sudah umum. Tak heran banyak sopir-sopir angkutan umum yang berani ngetem di beberapa kawasan.

"Di semua yang tempat ngetem itu pasti pungli. Jadi sopir berani ngetem karena pungli. Makanya tadi saya tanya Pak Benjamin Bukit, bagi saya sederhana kalau tempat itu masih ada ngetem kamu enggak berani cabut trayeknya, enggak mecat orang kamu, berarti ada main," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Rabu (4/2/2015).

Ahok terlihat gemas mendapati kenyataan ini masih membudaya di Ibu Kota. Dia pun berkali-kali menegaskan dirinya tak akan segan memecat jika belum juga bisa teratasi dengan baik dalam waktu dekat ini.

2. Cabut Trayek

Menanggapi soal pungli, suami Veronica Tan tersebut menilai hal tersebut sudah umum. Tak heran banyak sopir-sopir angkutan umum yang berani ngetem di beberapa kawasan.

"Di semua yang tempat ngetem itu pasti pungli. Jadi sopir berani ngetem karena pungli. Makanya tadi saya tanya Pak Benjamin Bukit, bagi saya sederhana kalau tempat itu masih ada ngetem kamu enggak berani cabut trayeknya, enggak mecat orang kamu, berarti ada main," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Rabu (4/2/2015).

Ahok terlihat gemas mendapati kenyataan ini masih membudaya di Ibu Kota. Dia pun berkali-kali menegaskan dirinya tak akan segan memecat jika belum juga bisa teratasi dengan baik dalam waktu dekat ini.

3. Pecat Oknum Dishub

Sejumlah Metromini dan Kopaja tujuan Tanah Abang sering memilih untuk putar balik di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Untuk bisa berputar di HI, mereka memberikan uang pada oknum Dishub di kawasan itu.

"Dipecat. Tadi ada staf dilaporkan cuma kepalanya enggak mau pecat. Sebab itu sekarang gue kasih full dulu ke Pak Bukit, lama-lama gue pecat kepalanya," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Rabu (4/2/2015).

Ahok terlihat gemas mendapati kenyataan ini masih membudaya di Ibu Kota. Dia pun berkali-kali menegaskan dirinya tak akan segan memecat jika belum juga bisa teratasi dengan baik dalam waktu dekat ini. "Lama-lama saya pecat semua," ujar dia.

3. Pecat Oknum Dishub

Sejumlah Metromini dan Kopaja tujuan Tanah Abang sering memilih untuk putar balik di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Untuk bisa berputar di HI, mereka memberikan uang pada oknum Dishub di kawasan itu.

"Dipecat. Tadi ada staf dilaporkan cuma kepalanya enggak mau pecat. Sebab itu sekarang gue kasih full dulu ke Pak Bukit, lama-lama gue pecat kepalanya," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Rabu (4/2/2015).

Ahok terlihat gemas mendapati kenyataan ini masih membudaya di Ibu Kota. Dia pun berkali-kali menegaskan dirinya tak akan segan memecat jika belum juga bisa teratasi dengan baik dalam waktu dekat ini. "Lama-lama saya pecat semua," ujar dia.

Halaman 3 dari 8
(aan/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads