Pengamat: Tak Sekadar Blusukan, Jokowi Harus Mulai Mengelola Sisi Politik

Pengamat: Tak Sekadar Blusukan, Jokowi Harus Mulai Mengelola Sisi Politik

- detikNews
Jumat, 06 Feb 2015 11:34 WIB
Jakarta - Terjadi gonjang-ganjing politik di seratus hari pertama Presiden Joko Widodo menjabat. Bagi pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari, di satu sisi kondisi politik yang saat ini terjadi tidaklah ideal.

Namun memang itulah realitas politik yang kini terjadi. Seorang Presiden yang bukan pemilik atau tokoh dominan di partai akan mengalami kesulitan di masa awal pemerintahannya. (baca juga: Beda Demokrat dengan PDIP Saat Berkuasa)

Bahkan kesulitan tersebut datang dari dua sisi. Pertama dari partai oposisi yang memang sejak awal berbeda pilihan dengan Presiden. Kesulitan kedua datang justru dari partai pendukung di pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan dua kesulitan itu menjadikan Presiden sebagai double minority, minoritas di luar dan di dalam (partai)," kata Qodari saat berbincang dengan detikcom, Jumat (6/2/2015).

Menurut Qodari, situasi politik seperti saat ini belum pernah dialami oleh Jokowi. Seperti diketahui sebelum menjadi Presiden, Jokowi adalah Gubernur DKI Jakarta selama 2 tahun, dan Wali Kota di Surakarta.

Saat menjadi Wali Kota dan Gubernur, Jokowi lebih menghadapi persoalan-persoalan teknis. Seperti tata kota, relokasi pasar, dan relokasi warga. Aksi saat melakukan penataan kota, relokasi warga dari bantara sungai itu lah yang membuat Jokowi populer.

Menurut Qodari, Jokowi tak bisa selamanya hanya fokus 'blusukan' ke warga. Jokowi harus mulai mengelola sisi politik untuk mendapat dukungan politik yang kuat.

"Bila tak ada dukungan politik yang kuat, program-program pemerintahan Jokowi akan susah dijalankan," papar Qodari.



(erd/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads