"Presiden Jokowi kurang tanggap! Lambat dan kurang tanggapnya Presiden Jokowi dalam kisruh KPK-Polri berakibat semakin keruhnya masalah, berpotensi rusaknya hubungan antara penegak hukum khususnya antara Polri dan KPK sehingga penegakan hukumpun ikut rusak, utamanya pemberantasan korupsi," โkata Didi dalam pesan singkat, Jumat (5/2/2014)
Didi menuturkan, di antara bukti makin keruhnya masalah adalah soal berlanjutnya perkara hukum yang dituduhkan kepada seluruh pimpinan KPK, di mana Polri sudah menerbitkan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) untuk seluruhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"โYang lebih prihatin lagi pemberantasan korupsi terhenti, padahal KPK menjadi harapan publik. KPK sejatinya dibuat (justru) karena polisi dan kejaksaan belum optimal dalam memberantas korupsi," ujar mantan anggota komisi hukum DPR itu.
"Ini bukan persoalan sulit, perlu ketegasan dan kesigapan saja," tegas Didi.
Sementara sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi di tengah konflik yang belum selesai justru bertolak menuju Malaysia, Brunei dan Filipina sejak Kamis (4/2) hingga Senin (9/2) mendatang. Keputusan Jokowi mementingkan kunjungan ke luar negeri ini lalu menuai kritikan.
(bal/van)