Tak Temui Jokowi, SBY Tak Mau Mengusik Mega?

Tak Temui Jokowi, SBY Tak Mau Mengusik Mega?

- detikNews
Kamis, 05 Feb 2015 16:00 WIB
Jakarta - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya tahu jalan keluar persoalan polemik KPK-Polri yang tengah menyandera Presiden Jokowi saat ini. Namun SBY tak mau menemui Jokowi karena tak mau disebut intervensi, SBY tak mau dianggap mengusik Mega?

Lewat twitter, Ketua Umum PD tersebut berkicau bahwa banyak rakyat Indonesia melalui Twitter, Facebook, sampai SMS mendorong ia membantu Jokowi mengurai benang kusut KPK-Polri. Memang SBY terbukti pernah menyelesaikan persoalan KPK vs Polri di era kepemimpinannya.

SBY melihat persoalan cicak vs buaya jilid III ini tidaklah begitu rumit. SBY yakin Presiden Jokowi memahami jalan terbaik mengurai sengkarut KPK-Polri pasca penetapan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan jadi tersangka ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SBY yang pernah menjabat Presiden RI selama dua periode ini berharap Jokowi dapat menyelamatkan KPK dan Polri agar pemberantasan korupsi dapat terus berjalan. Namun SBY memilih untuk menahan diri ketimbang berdiskusi dan menyampaikan saran jitunya ke Jokowi.

"Meskipun banyak yang meminta, lebih baik saya tidak bertemu Pak Jokowi. Bisa menimbulkan prasangka: mengintervensi dan mempengaruhi," kata SBY yang mengaku mendapatkan banyak permintaan dari Twitter, Facebook dan SMS agar ikut membantu mengatasi kemelut ini, melalui Twitter, seperti dikutip detikcom, Kamis (5/2/2015).

Pernyataan penutup SBY ini seperti bermuatan politis. SBY memang sempat menggelar pertemuan dengan Jokowi untuk memastikan Perppu Pilkada langsung mulus di DPR RI. Saat itu SBY sedang kecewa dengan elite KMP yang mewacanakan menolak Perppu tersebut, SBY pun akhirnya menegaskan sikap PD sebagai partai nonblok. Saat KMP berbalik mendukung Perppu dan merapat ke PD kembali, SBY pun tak mengubah sikap nonblok. Posisi nonblok itu dijelaskan oleh SBY bahwa PD menjadi pendukung pemerintahan Jokowi sepanjang kebijakan yang diambil pro rakyat.

Tak lama setelah menjalin kemesraan dengan Jokowi di Istana Negara tersebut, SBY berkicau tentang penyelamatan presiden. Kala itu sudah sangat banyak pihak menentang penunjukan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri. Bahkan Komjen Budi kemudian ditetapkan KPK menjadi tersangka kasus rekening gendut.

SBY kemudian berkicau tentang penyelamatan bangsa, presiden, KPK, dan Polri. Banyak pihak menyebut kicauan SBY ini sebagai sindiran untuk Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum NasDem Surya Paloh yang disebut-sebut mendominasi.

"Mari kita selamatkan Negara, Presiden dan Polri. Dengarkan suara rakyat," kicau SBY yang seolah langsung mengarah ke Presiden Joko Widodo, melalui twitter, Jumat (16/1) lalu.

Tak lama setelah itu SBY melempar kicauan panas ke jagad sosial media. SBY tiba-tiba menampik isu yang sebelumnya belum pernah berbeda. Pertama soal isu santer adanya rivalitas dia dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri soal calon Kapolri, dan satu lagi soal isu santer dari seseorang bahwa ada upaya menyingkirkan orang-orang SBY dari pemerintahan.

"Ada pula pengamat yang mengatakan kemelut di tubuh Polri ini tidak terlepas dari perseteruan antara Ibu Megawati dengan SBY. Jenderal Polisi Sutarman dipersepsikan sebagai orangnya SBY, dan Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai orangnya Ibu Megawati," kata SBY lewat Facebook, Senin (19/1/2015) lalu.

Lalu mungkinkah karena isu-isu miring yang dihembuskan oleh sengkuni itu kemudian SBY merasa tak perlu ikut campur membantu Jokowi menyelesaikan polemik cicak vs buaya jilid III? Mungkinkah SBY memilih hidup tenang menikmati masa pensiun ketimbang ditarik-tarik ke persoalan politik praktis yang melelahkan?

(van/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads