Siapa yang Kacau Pak Jokowi?

Siapa yang Kacau Pak Jokowi?

- detikNews
Kamis, 05 Feb 2015 11:09 WIB
Jakarta - Ketua Tim 9 Syafii Maarif mengungkap 'curhat' Presiden Joko Widodo kepada dirinya seputar perkembangan penyelesaian polemik KPK vs Polri. Jokowi menyebut kata-kata kacau, tapi apanya yang kacau hanya sang presiden yang tahu.

Seperti diketahui menjelang pengambilan keputusan penting soal pelantikan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri, pada Selasa (3/2) siang kemarin Jokowi mengundang Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan para petinggi KIH ke Istana Negara. Seluruh petinggi KIH hadir, hanya Surya Paloh yang tak ada di pertemuan itu.

Jokowi tak memungkiri pertemuan itu digelar khusus untuk membahas polemik KPK-Polri. Lebih khusus lagi adalah soal rencananya membatalkan pelantikan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak ada yang saya tutup-tutupi, ya masalah KPK-Polri," tutur Jokowi kepada wartawan di sela-sela Rakornas BNN di Gedung Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (4/1/2015).

Dalam pertemuan tersebut para petinggi KIH termasuk Megawati memberikan saran kepada presiden. Sarannya adalah agar Jokowi menghormati proses hukum dan menunda mengambil keputusan sampai dengan praperadilan Komjen Budi Gunawan selesai diproses.

Tanpa banyak pikir Jokowi yang sudah confirm membatalkan pelantikan Komjen Budi Gunawan pun menjalankan saran tersebut. Jokowi langsung bicara keputusan penting itu akan diambil pekan depan, setelah proses praperadilan usai. Jokowi semakin mengulur waktu, kekacauan di Tanah Air semakin menjadi-jadi, sementara sang presiden melawat ke luar negeri di tengah panasnya situasi.

Di depan media Jokowi dan pihak istana bicara seolah sudah tak ada tekanan dari KIH soal pelantikan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri. Namun beda lagi cerita Jokowi langsung kepada Ketua Tim 9 Syafii Maarif.

Syafii adalah salah satu orang yang langsung dapat kabar Jokowi akan membatalkan pelantikan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri kemarin. Syafii juga orang yang secara gamblang membuka galau hati Presiden Jokowi di depan forum seminar Pra Kongres Umat Islam Indonesia ke VI di kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu(4/2/2015).

Syafii mengaku mendapat telepon dari Presiden Jokowi pada Selasa (3/2) malam. Dalam kesempatan itu, Syafii sempat mengucapkan selamat kepada Jokowi, karena sudah bertemu dengan Mega.

"Pak presiden sudah mencair?" tanya Syafii dalam sambungan telepon tadi.

"Mencair apa? Kacau lagi pikiran saya, saya pikir sudah selesai, yang ngusung dia, yang memberi mandat dia. Ternyata tidak." jawaban Jokowi seperti ditirukan Syafii.

"Lalu gimana? Presiden Jokowi bilang ke saya, 'Saya tidak akan melantik BG', pikir saya, wah kacau ini. Bukan kacau, saya senang," cerita Syafii yang disambut tawa puluhan peserta seminar.

Pembicaraan Syafii Maarif dengan Jokowi tersebut mungkin tak akan terberitakan jika sang mahaguru tak bicara terbuka kepada masyarakat. Tapi memang Syafii selama ini selalu menjadi pengungkap suara hati Presiden Jokowi, saat Jokowi menghadapi tekanan parpol pesan tersebut juga sampai ke masyarakat lewat tutur kata Syafii Maarif.

Namun kegalauan presiden Joko Widodo berbuntut panjang. Jokowi kemudian menunda mengambil keputusan penting tersebut, padahal Mensesneg Pratikno sudah membocorkan Presiden akan mengambil keputusan dalam satu dua hari ini. Buntutnya pun panjang aktifis pro pemberantasan korupsi seperti Profesor Denny Indrayana mulai dilaporkan ke polisi hanya karena mengkritik Komjen Budi Gunawan, hari ini juga Kabareskrim Budi Waseso sudah resmi bintang tiga dan diisukan sebagai salah satu kandidat kuat calon Kapolri, di tengah kontroversi kasus Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang merasa dikriminalisasi dan direkayasa.

Saat ini rakyat menunggu keputusan cepat dan tegas Presiden Jokowi mengurai polemik KPK-Polri. Namun sang presiden malah melawat ke luar negeri seolah menggantung persoalan. Mungkin saja rakyat bergumam di dalam hati, siapa yang kacau Pak Jokowi?


(van/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads