Pertama, dia menyebut mengambil gambar menggunakan ponsel Nokia Communicator E90 pada 3 atau 4 Februari 2007. Lalu ponsel itu hilang di tahun 2012, diperkirakan di toilet Senayan City, Jakarta.
"Saya mengambil gambar di Hotel Clarion pada Februari 2007, tanggal 3 atau 4," kata Zainal di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (4/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, Zainal tak konsisten memberi keterangan soal jumlah orang di kamar yang kata dia sedang ditempati Samad dan perempuan dimaksud. Pertama, Zainal menyatakan ada beramai-ramai.
"Beramai-ramai lah. Beberapa orang sambil becanda," kata Zainal.
Namun setelah berulang kali ditanya berapa jumlah orang di kamar, Zainal merubah keterangannya. "Tiga lah," kata Zainal sambil terus berlalu hendak meninggalkan lokasi.
Zainal memilih tak berhenti meski sedang ditanyai oleh para wartawan. Dia tetap melangkah meski berkali-kali ditanyai soal jumlah orang dalam kamar itu.
Ketiga, Zainal tak mau jelas memberi keterangan soal 'acara' di kamar Hotel Clarion Makassar itu. Dia menyatakan diundang Samad datang ke kamar.
"Saya dipanggil sama-sama (ke kamar)," kata dia.
Namun tak jelas dia menjawab ketika dia ditanya soal maksud kedatangan dia di situ. "Saya sama-sama AS datang ke situ. Tiba-tiba dia naik masuk selimut, saya foto. (Agendanya) main-main aja. Karena saya teman nongkrong di Makassar," jawabnya saat ditanyai maksud kedatangannya lebih lanjut.
"Samad bilang, 'Eh, hapus itu!'. Tapi saya lari saja, pulang'," kata dia.
Zainal mengaku sebagai orang beragama dan tidak membawa perempuan ke kamar bersama teman-temannya. "Nggak (bawa perempuan lain selain yang bersama Samad). Saya orang beragama," ujarnya.
Namun entah kenapa dia memotret pria dan wanita dalam keadaan seperti itu. "Iseng saja, iseng-iseng aja kita simpan," kata Zainal.
Lantas, Zainal menyatakan diperkenalkan oleh seseorang kepada perempuan yang dia foto itu sekitar 22 Februari 2007 di MaRI Mall Makassar. Namun saat ditanya wartawan sebelumnya, dia mengaku tidak kenal perempuan itu.
"Saya nggak ngerti. Baru kenal," kata pria yang mengenakan baju putih ini.
Peristiwa pemotretan itu sendiri dinyatakannya sekitar tanggal 3 atau 4 Februari 2007. Namun Zainal berani dikonfrontir kesaksiannya.
"Berani. Saya sudah diperiksa sama penyidik kok," ujarnya yang mengaku kesaksiannya ini tak berhubungan dengan NasDem.
Pria yang mengaku sebagai pemain saham ini terus melaju dengan mobil Mercy hitam bernomor polisi B 8196 KE.
(dnu/trq)