Disebutkan bahwa pilot Kasaesbeh ditangkap pada 24 Desember 2014 setelah pesawat tempurnya jatuh di wilayah Suriah. Saat itu, Kasaesbeh yang berusia 26 tahun, sedang ikut dalam misi koalisi Amerika Serikat melawan ISIS.
Televisi nasional Yordania, seperti dilansir AFP, Rabu (4/2/2015), menyebutkan bahwa pilot Kasaesbeh telah dibunuh ISIS pada 3 Januari lalu, jauh sebelum ISIS menawarkan untuk mengampuni nyawa Kasaesbeh dan membebaskan wartawan Jepang Kenji Goto, sebagai ganti atas pembebasan wanita pengebom Irak Sajid al-Rishawi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi tawaran ISIS tersebut, otoritas Yordania tidak langsung sepakat, melainkan berulang kali meminta bukti yang menunjukkan bahwa Kasaesbeh masih hidup. Yordania ingin memastikan Kasaesbeh memang masih hidup sebelum melakukan pertukaran.
Yordania saat itu menghadapi situasi sulit karena ISIS tidak juga mengirimkan bukti yang mereka minta. Hingga akhirnya video pemenggalan sandera asal Jepang dirilis pada Sabtu (31/1) malam dan kemudian video pembakaran hidup-hidup Kasaesbeh dirilis pada Selasa (3/2) malam.
Pembakaran Kasaesbeh tersebut memicu tanggapan keras dari otoritas Yordania. Menteri Informasi Mohammed Momani bersumpah, pemerintah dan militer Yordania akan membalaskan kematian Kasaesbeh.
Televisi nasional Yordania menayangkan foto pilot Kasaesbeh, yang disebut sebagai pilot martir dengan pita hitam di layar yang diiringi musik patriotik.
(nvc/ita)