"Hukuman mati yang sempat tertunda terhadap wanita Irak Sajida al-Rishawi akan segera dilakukan saat fajar," ucap seorang pejabat keamanan Yordania pada Selasa (3/2) dan dilansir AFP, Rabu (4/2/2015).
Rishawi divonis mati atas keterlibatannya dalam serangkaian pengeboman di Amman, Yordania pada tahun 2005 lalu. ISIS sempat menawarkan pertukaran pilot Kasaesbeh dengan pembebasan Rishawi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilot Kasaesbeh ditangkap ISIS pada Desember 2014, ketika pesawat tempurnya jatuh dalam pertempuran melawan ISIS di Suriah, yang masih merupakan bagian dari misi koalisi Amerika Serikat.
Raja Yordania Abdullah II tengah berkunjung ke Washington, AS, saat video pembakaran hidup-hidup pilot Kasaesbeh dirilis ISIS. Beliau langsung mempersingkat kunjungannya untuk segera kembali ke Yordania.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, Raja Abdullah II yang pernah menjadi tentara, menyebut pilot Kasaesbeh sebagai pahlawan. Raja pun bersumpah akan melawan ISIS hingga tuntas.
Tanggapan tidak kalah keras disampaikan jajaran pemerintahan Yordania. Menteri Informasi Mohammed Momani bersumpah, pemerintah dan militer Yordania akan membalaskan kematian Kasaesbeh.
"Tanggapan Yordania akan sangat keras. Siapapun yang meragukan persatuan rakyat Yordania, kami akan buktikan mereka salah," tegas Momani yang juga juru bicara pemerintah Yordania ini.
(nvc/ita)