Joki-joki ini bahkan tak jarang memanfaatkan balita untuk menarik simpati. Strategi mereka tak jauh berbeda dengan pengemis dan manusia gerobak. Joki seakan menjadi profesi karena hanya dengan berdiri dan mengacungkan jari telunjuk di pinggir jalan, mereka dapat memperoleh uang.
Kasudin Sosial Jakarta Pusat, Susana Budi Susilowati mengatakan, joki juga menjadi sasaran razia PMKS. Hanya saja pihaknya saat ini belum menjaring para joki yang banyak beredar menjelang kawasan jalan protokol ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi kata Susan, banyak joki yang berasal dari daerah lain. Mereka merupakan para perantau yang niat awalnya mencari pekerjaan di ibukota. Namun karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan, warga yang berasal dari luar Jakarta tersebut lalu beralih menjadi joki.
Para joki ini banyak terlihat di kawasan Monas sisi timur laut yang menuju ke Jl Medan Merdeka Utara atau yang mengarah ke Istana Presiden. Selain itu juga di Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Benhil Raya, Jalan Wachid Hasyim, Jalan Dr Satrio, Jalan Gerbang Pemuda, Jalan Setiabudi Raya serta sepanjang jalan Menuju MH Thamrin. Mereka juga memenuhi jalan-jalan yang menuju kawasan 3 in 1 lainnya.
Susan mengatakan, pihaknya saat ini rutin menggelar razia PMKS. Sasarannya antara lain pengemis, gelandangan, manusia gerobak, joki 3 in 1 dan juga pak ogah atau polisi cepek.
"Sasaran kami adalah PMKS yang ada di jalan-jalan. Kita tekan angkanya," kata Susan.
Pengemis dan gelandangan yang ditemukan masih berkeliaran di jalan, langsung diamankan oleh petugas. Mereka diangkut dengan menggunakan mobil patroli milik Dinsos. Mereka ditampung sementara waktu dan diberikan pelatihan keterampilan.
Kawasan yang masih kerap ditemukan pengemis dan gelandangan antara lain di Jalan Ahmad Yani, Jalan Letjend Suprapto, Perempatan Coca-cola Cempaka Putih, perempatan Senen, Kawasan Monas dan Kawasan Masjid Istiqlal.
(kff/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini