Dalam pernyataannya, militer Ukraina menyatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (30/1/2015), para pemberontak pro-Rusia menggunakan mortir, sistem roket Grad dan artileri dalam serangan ke posisi-posisi pemerintah di Debaltseve, persimpangan rel di dekat Mariupol, kota strategis di pantai Sea of Azov.
Disebutkan bahwa pasukan Ukraina membalas dengan melancarkan serangan artileri dan mortir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, parlemen Ukraina menyetujui deklarasi yang menyatakan Rusia sebagai "negara agresor". Deklarasi ini bisa membuka jalan untuk adanya konsekuensi bagi Rusia sesuai hukum internasional.
Parlemen Ukraina juga setuju untuk menyatakan para separatis di Ukraina timur sebagai "organisasi teroris", dan meminta komunitas internasional untuk memberikan tambahan bantuan militer non-mematikan dan adanya sanksi yang lebih berat terhadap Rusia.
Pemerintah Ukraina dan negara-negara Barat pun menuding Rusia terang-terangan mendukung serangan-serangan terbaru separatis ini dengan dana, senjata dan pasukan darat. Namun tuduhan ini dibantah pemerintah Rusia.
(ita/ita)