Penganut Buddha Super Kaya di China

Penganut Buddha Super Kaya di China

- detikNews
Jumat, 30 Jan 2015 13:10 WIB
Jakarta -
Dapatkah China membawa balik agama Buddhist Tibet yang sudah lama terlupakan? Terlihat tanda-tanda bahwa negara atheis tersebut mulai melonggarkan posisi mereka terhadap agama Buddha dan bahkan Dalai Lama.

Seorang mantan pejabat Partai Komunis senior mengundang BBC ke rumahnya. Mungkin, untuk sebagian besar wartawan asing di China, hal itu tampaknya suatu hal yang mustahil.

Apalagi bila pejabat itu dikabarkan memiliki hubungan dekat dengan pemimpin China dan pernah bekerja dengan dinas keamanan negara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila seorang pejabat tersebut mengundang BBC untuk menyaksikannya berdoa di depan potret Dalai Lama sungguh susah dipercaya dan terdengar tidak masuk akal.


Β 
Namun itulah apa yang dilakukan Xiao Wunan.

Di dalam apartemen mewah Xiao di Beijing, pada tempat kebanggaan diatas kuil Buddha pribadinya, terletak potret pemimpin spiritual Tibet yang diasingkan, seorang pria yang lama dikecam oleh pemerintah China sebagai separatis yang berbahaya.

Bagi para biksu di Tibet bahkan kepemilikan foto Dalai Lama menjadi suatu hal yang beresiko tinggi. Menampilkan fotonya di biara pun dilarang.

Namun dibawah gambar tersebut, duduklah Xiao dengan seorang guru Buddha asal Tibet, Geshe Sonam, duduk di sampingnya.

Hal ini bukan masalah besar, jelas Xiao.

"Mengenai masalah politik antara Dalai Lama dan China ... kami tidak begitu memperhatikan," katanya.

"Sangat sulit bagi kami untuk menilainya dari sudut itu. Sebagai umat Buddha, kami hanya melihat dirinya sebagai bagian dari ajaran kami."

Xiao diperkenalkan kepada BBC oleh pengusaha China berumur 36 tahun, Sun Kejia - salah satu dari jumlah besar warga China yang semakin kaya, dan dalam beberapa tahun terakhir tertarik oleh mistisisme ajaran Buddhist Tibet.


Β 
Meningkatnya popularitas agama secara umum di China telah didokumentasikan dengan baik dan sering dijelaskan dalam sebagai efek dari perkembangan pesat ekonomi China.

Jutaan warga China sekarang dapat memiliki harta kekayaan yang hanya dapat diimpikan warga China dari generasi sebelumnya, namun pertumbuhan ekonomi tersebut disertai dengan pergolakan sosial dan hanyutnya banyak kepercayaan kuno.

"Saya pernah berhadapan dengan kesulitan dan masalah dalam bisnis saya," kata Sun.

"Saya merasa kesusahan tersebut tidak bisa diatasi dengan usaha manusia dan bahwa hanya Buddha, arwah dan Tuhan yang bisa membantu saya."


(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads