"Nah sekarang kita lagi mikir, boleh si pengusaha yang bangun mal ini. Dia yang bangun, jalan layang yang keluar dari tol dia yang bangun. Tapi jalan kasih pada kami dan itu kena ERP juga dan itu masuk kantong Pemda," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (30/1/2015).
Ahok mencontohkan jalan layang yang akan terkena sistem tersebut yakni jalan layang Casablanca. Namun Ahok masih akan mengkajinya terlebih dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapatan dari sistem ERP tersebut, akan dialihkan untuk membeli bus tingkat gratis. Bus tingkat akan disebar di seluruh jalur protokol.
"Nah nanti yang mampu bayar (ERP), ya saudara harus bayar. Supaya (dapat) subsidi ke yang tidak mampu," ucap dia.
Untuk biaya, Ahok mencontohkan, jika Rp 50 ribu jalan lewat jalur busway dan jalan layang masih juga macet, maka mobil pribadi harus bayar Rp 100-200 ribu.
"Sama kayak ERP. ERP itu hitungannya gimana? 1 Jam 1.500 mobil misalnya alau lebih dari itu berarti ERP harus dinaikkan harganya. Jadi tentu harus dikasih bus tingkat gratis. Supaya orang yang tidak bisa bayar, dia bisa markirkan kendaraannya dan naik ke bus gratis," ucapnya.
Untuk penerapannya, Ahok hingga kini masih menunggu kedatangan bus. "Kami sedang pesan bus. Kita nggak mau impor. Jadi bus-bus lokal. Jadi butuh waktu. Bus dari Magelang, Malang," kata mantan politisi Gerindra ini.
Ahok mewacanakan soal pengendara mobil pribadi boleh masuk jalur busway asal bayar Kamis (29/1/2015). Dia mengatakan, wacana itu akan dilakukan setelah peninggian separator busway.
"Mungkin wacana ini bisa diterapkan setelah kita tinggikan separator busway. Anda boleh masuk setelah tempelkan e-money di board mobil Anda," ujar Ahok.
(nik/nrl)