Nama pria itu Tarik Z, 19 tahun, dari kota Pijnacker, sebuah kota kecil berjarak sekitar 5 km arah Timur Laut dari Delft atau 10 km arah Timur Tenggara dari Den Haag.
Tarik adalah mahasiswa semester kedua Fakultas Teknik Kimia TU Delft. Dia tinggal bersama ibunya di kota Pijnacker, sementara ayahnya tinggal di kota Nootdorp, sekitar 4 km arah Barat Laut dari Pijnacker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Percaya Konspirasi
Tetangga sekitar dan teman kuliah Tarik Z. memberi kesaksian bahwa dia mahasiswa yang kalem, sopan, dan normal. Dia pergi ke gym, menaruh perhatian pada perempuan dan juga kongkow.
Tapi Tarik mempercayai teori-teori konspirasi. Menurut Robin Tulp, teman kuliahnya, Tarik sedikit demi sedikit ingin memperbaiki dunia ini dan ingin berbuat melawan kekuatan besar.
"Saya tahu hampir pasti bahwa dia berbuat bukan karena misalnya agama Islam. Dia sama sekali tidak berpenampilan ekstrimis. Malah saya tidak yakin kalau dia beragama. Dia tidak menunjukkan hal itu," ujar Robin.
Bukan Terorisme
Polisi telah menggeledah rumah Tarik Z. dan menyita sejumlah barang untuk penyelidikan.
Nama Tarik tidak ada dalam database jihadisme. Latar belakang terorisme dapat dikatakan tidak ada, demikian NOS yang dipantau detikcom Kamis malam atau Jumat (30/1/2015) WIB.
Sebelumnya diberitakan seorang pria bersenjata pistol berperedam suara telah menerobos masuk ke ruang redaksi televisi NOS dan menuntut waktu siaran selama 10 menit.
Pria yang identitasnya diketahui sebagai Tarik Z. tersebut berhasil diringkus polisi dan ternyata pistol yang digunakannya adalah palsu.
Tarik juga mengklaim dari kalangan hacker dan mengatakan 98 orang hacker siap melakukan serangan cyber. Kalangan hacker Belanda membantah klaim tersebut dan menilai Tarik seperti orang linglung.
(es/es)