Beda Versi Polisi dan Pengakuan Christopher Soal Kondisi Saat Tabrakan Maut

Beda Versi Polisi dan Pengakuan Christopher Soal Kondisi Saat Tabrakan Maut

- detikNews
Jumat, 30 Jan 2015 07:40 WIB
Jakarta - Pihak kepolisian memastikan jika Christopher Daniel Sjarief (22), pengemudi maut Outlander akan mendapatkan hukuman lebih berat karena terbukti negatif mengkonsumsi narkotika. Ada perbedaan versi yang dipaparkan polisi dan pihak Christopher terkait kondisi pada saat terjadinya kecelakaan maut.

Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Hando Wibowo mengatakan, dengan hasil tes narkoba yang negatif maka Christopher dianggap berada dalam keadaan sadar saat terjadinya insiden. Inilah yang nantinya dapat menjadi alasan pemberat.

"Kalau narkobanya lepas, justru akan lebih memberatkan dia karena dia dengan sadar telah menabrak orang," ujar Hando.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan yang kedua, lanjut Hando, Christopher tidak hanya menabrak satu kali. Setelah menabrak pemotor di depan Holland Bakery, Christopher tidak berusaha menghentikan mobilnya. Ia justru menancap gas dan kembali menabrak sejumlah pemotor dan mobil di 2 titik lain. "Sudah nabrak dua kali, dia nabrak lagi," tuturnya.

Sedangkan pihak Christopher masih mengaku mengkonsumsi narkoba jenis LSD (Lysergic Acid Diethylamide) meski BNN dan polisi menyatakan itu negatif. Dia merasakan efek langsung dari obat-obatan haram itu, sampai tak sadarkan diri. Dan pada saat terjadinya kecelakaan, pihak Christopher mengklaim masih berada dalam kondisi tak sadar.

Pengacara Christopher, Agus Salim, bercerita soal aktivitas kliennya bersama sang sahabat M Ali Riza (24) di mal elite Pacific Place, beberapa jam sebelum kecelakaan terjadi, Selasa (20/1) malam. Christopher mengaku mengkonsumsi LSD bersama Ali sebelum menonton film di bioskop mal tersebut. "Jadi, pengakuan awal dia mengkonsumsi LSD diberikan Ali sebelum nonton. Kemudian saat nonton, filmnya belum selesai, Chris merasa nggak enak perut dan minta pulang," cerita Agus.

Christopher ingat kala itu dia turun dari lantai bioskop ke lobi menggunakan tangga eskalator. Mereka jalan masing-masing, namun tetap diarahkan oleh Ali. Sang sahabat sempat mengatakan akan mengantarnya ke rumah. "Katanya dia jalan sampai lobi. Tapi pas saya tanya lobi mana, dia nggak ingat. Lalu dibukain pintu, masuk duduk di bangku tengah, beberapa saat kemudian merasa ngantuk dan lemas. Lalu kepalanya dimiringkan dan tidur," cerita Agus.

Setelah itu, Christopher tak mengingat lagi kejadian apa pun sepanjang perjalanan. Pemuda yang sedang berkuliah di San Francisco, Amerika Serikat, itu baru sadar ketika orang berkerumun dan memukuli dirinya. Seperti diketahui, pemukulan warga terhadap Christopher itu adalah babak akhir dari insiden maut yang menewaskan empat orang ini. "Jadi, dia waktu dipukulin juga mengaku nggak kerasa sakit. Itu yang dikatakan Chris di hadapan penyidik," terangnya.

Efek LSD bisa membuat si pengguna mengalami halusinasi, paranoid hingga disorientasi ruang dan waktu. Berdasarkan penelitian tim laboratorium BNN, efek tersebut berlangsung 8 sampai 10 jam. Namun, sekali lagi, polisi memastikan berdasarkan hasil uji laboratorium, tak ada unsur narkoba yang ditemukan di tubuh Chris maupun Ali. Kecelakaan itu murni terjadi karena kelalaian lalu lintas.



(fjr/bar)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads