Sorotan ke Polri dan Kembalinya Brigjen Boy Rafli Sebagai Juru Bicara

Jakarta - Di tengah sorotan dan memanasnya hubungan Polri dengan KPK, Brigjen Boy Rafli Amar yang kini menjadi Kapolda Banten mendapatkan tugas tambahan untuk membantu kehumasan 'Korps Tri Brata'. Mengapa Brigjen Boy harus turun gunung?

"Saya mengamati sejak mencuatnya kasus Polri versus KPK pasca dijadikannya Kalemdikpol Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK, kesibukan Divisi Humas Polri makin meningkat. Pak Ronny dan jajaran harus kerja keras menghadapi media untuk memulihkan citra Polri. Karena kewalahan terhadap hal itu sehingga Pak Boy Rafli diminta 'turun' gunung untuk memperkuat Humas Polri," ujar pakar komunikasi Aqua Dwipayana Kamis (29/1/2015).

Selama bertugas di Humas Polri mulai dari jabatan Kepala Bidang Penerangan Umum dengan pangkat Kombes hingga Karo Penmas berpangkat bintang satu, Boy Rafli dikenal sangat piawai bicara dengan media. Pembawaannya yang tenang dan kemampuan yang luar biasa dalam berkomunikasi, mampu menjaga citra Polri termasuk saat menghadapi berbagai masalah yang krusial.

Selain itu, lanjut mantan anggota Tim Pakar Seleksi Menteri detikcom ini, Boy Rafli disenangi para wartawan dari berbagai media. Hubungannya sangat akrab dan sama sekali tidak ada jarak. Mereka senang dengan Boy Rafli sebab setiap saat mudah dihubungi untuk mengkonfirmasikan isu-isu yang terkait dengan Polri.

Pengamat kepolisian ini menambahkan di samping ketidakharmonisan hubungan Polri dengan KPK, saat ini yang terjadi adalah perang opini antar kedua lembaga hukum tersebut. Realitanya Jika diamati pemberitaan di berbagai baik media online, cetak, maupun elektronik, KPK jauh lebih unggul dibandingkan Polri.

Kondisi itu menurut Aqua menunjukkan bahwa selama ini hubungan KPK dengan media pada umumnya terutama media-media yang kredibel dan menjadi referensi masyarakat pada umumnya jauh lebih baik dibandingkan Polri. Hal itu tidak terlepas dari personel yang ada di Humas dua institusi tersebut.

Di KPK ujar kandidat doktor Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung ini ada Johan Budi yang jadi Juru Bicara KPK merangkap jabatan sebagai Deputi Pencegahan lembaga tersebut.

"Sementara di Polri setelah Boy Rafli promosi jadi Kapolda Banten, tidak ada yang seperti itu. Hubungan dengan media pada umumnya dilakukan secara formal. Sehingga tidak perlu heran saat terjadi kegaduhan seperti sekarang ini, KPK lebih unggul dalam sisi pemberitaan positif dibandingkan Polri," tambah Aqua yang pernah mengajar Komunikasi di Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri.

Mantan Humas Semen Cibinong (sekarang Holcim Indonesia) ini mengingatkan agar tugas-tugas Boy Rafli sebagai Juru Bicara Polri jangan mengganggu pekerjaannya sebagai Kapolda Banten. Apalagi dia belum genap sebulan menduduki jabatan itu. Jangan sampai kinerja Polda Banten menurun karena Kapoldanya tidak fokus pada pekerjaannya sebab harus memperkuat Humas Polri.

Aqua menyarankan agar Boy Rafli jangan lama-lama 'turun' gunung ke Humas Polri. Tugasnya di Banten cukup berat terutama sebagai penyanggah ketertiban dan keamanan di ibu kota Jakarta.

"Pelaksana tugas Kapolri Komjen Badrodin Haiti harus menaruh perhatian besar pada perbaikan dan peningkatan kinerja Humas Polri. Kejadian saat ini merupakan pelajaran berharga dan bukti nyata bahwa selama ini Humas Polri lemah dalam berkomunikasi terutama dengan media," ujar Aqua yang tujuh tahun terakhir intens mengamati Polri termasuk kinerja Humasnya.‎



(fjp/bar)