Serangan rudal ini meningkatkan kekhawatiran akan timbulnya peperangan sengit baru antara Israel dan Hizbullah.
"Mereka yang berada di balik serangan tersebut akan membayar penuh," cetus Netanyahu seperti dikutip kantornya dan dilansir kantor berita AFP, Kamis (29/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara militer Israel Letkol Peter Lerner mengatakan, serangan tersebut adalah yang paling parah bagi Israel sejak tahun 2006, ketika Israel bertempur melawan Hizbullah selama sebulan. Saat itu, lebih dari 1.200 orang tewas di Libanon, kebanyakan warga sipil. Selain itu, sekitar 160 warga Israel, sebagian besar tentara, juga tewas selama perang tersebut.
Atas insiden ini, Dewan Keamanan PBB menyerukan adanya sidang darurat untuk membahas cara-cara meredakan ketegangan antara kedua pihak.
.
(ita/ita)