Bungker di bawah belakang gedung yang dibangun tahun 1923 pada masa walikota kedua Surabaya dijabat Gj Dijkerman itu tercatat menghabiskan biaya sekitar 1.000 gulden.
Kamis (29/1/2015), sejumlah pegawai Pemkot Surabaya membersihkan pintu besi bungker yang terdapat terowongan dan disebut-sebut terkoneksi dengan rumah dinas Walikota di Jl Sedap Malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bagian sudut ada dua anak tangga terbuat dari besi yang menghubungkan ke lorong berukuran 1,5 meter x 1,5 meter. Lorong kecil itu terdapat di dua sisi. Sayangnya, di kedua lorong itu terbuntu dengan pintu terali besi.
"Tidak bisa lagi masuk karena di balik pintu teralis itu tertimbun jalan di depan balai kota," kata Kabag Protokol dan Umum Pemkot Surabaya Wiwik Widiyati kepada detikcom.
Dugaan kuat memang dua lorong itu mengarah ke rumah dinas walikota yang berjarak sekitar 100 meter. Lorong itu tentu melewati bawah Taman Surya dan depan balai kota yang sudah diaspal.
Benarkah bungker itu terkoneksi dengan rumah dinas walikota? "Kabarnya begitu, tapi belum ada yang bisa membuktikan," jawab Wiwik yang didampingi Kabag Humas M Fikser.
Bagi warga yang ingin melihat bungker itu tak perlu bingung. Lokasi pintunya berada di belakang balai kota, tepat di bawah anak tangga masuk balai kota dari arah belakang. Di depan bunker juga dipasang plakat yang berisi penggalan sejarah bunker itu.
Kini di dalam bungker itu dimanfaatkan oleh Wiwik untuk penyimpanan benda-benda antik. Sejumlah meja kursi maupun almari kuno ditempatkan di bungker.
"Saya terus berburu barang-barang kuno yang ada di kantor dinas-dinas. Saya selamatkan dan saya pindah di dalam bungker, kayak museum gitu lah nantinya," katanya.
Untuk menjaga agar tidak rusak, Wiwik memerintahkan anak buahnya membersihkan barang-barang kuno itu dari debu setiap dua hari sekali. "Harus dirawat, eman kalau rusak," imbuh Wiwik.
(gik/try)