Berawal pada bencana longsor tahun 2007 lalu, tanah lapang yang terhempas di depan rumah Susiswarni ambles cukup dalam dan menyisakan halaman selebar sekitar 15 meter. Bahkan kantor kepala deusun Guyon pun ikut ambles kala itu, padahal masih bangunan baru.
"Tanah ladang di depan itu dulunya rata lho sama rumah ini. Tahun 2007 ambles," kata Susiswarni kepada detikcom di rumahnya, Rabu (28/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulainya satu bulan lalu. Kemarin sore (Selasa 27/1) juga ambles yang depan ini," ujar Susiswarni sambil menunjuk lantai rumahnya yang retak.
"Ya takut, was-was. Mau pindah tapi uangnya tidak ada, apalagi eyang buyut habis masuk rumah sakit, biaya banyak," imbuhnya.
Saat ini setidaknya ada 12 rumah di dusun Guyon yang terancam longsor. Alat Early Warning System sederhana juga sudah terpasang dan cukup membantu. Tanah yang terus bergerak itu membuat warga Dusun harus mau pindah tempat tinggal karena berbahaya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo didampingi Bupati Karanganyar Juliyatmono, Wakil Bupati Rohadi Widodo, dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Sarwa Pramana meninjau lokasi tersebut dan melihat alat Eraly Warning System.
Ganjar mengatakan warga yang terancam longsor harus segera pindah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyediakan dana Rp 15 juta untuk pembangunan rumah, selain itu dari BNPB ada dana Rp 25 juta, sedangkan pemerintah Kabupaten/Kota akan memberikan bantuan Rp 10 juta.
"Kondisinya sudah memperihatinkan. Jangan sampai yang di Banjarnegara terulang, itu yang di sana kan hitungan detik saja," kata Ganjar.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Nugroho menambahkan pihaknya sudah menghimbau warga agar mengungsi karena kondisi tanah di sana sudah kritis.
"Pergerakan tanah sudah sangat jelas. Ini tinggal menunggu waktu," ujarnya.
Kondisi di dusun Guyon terutama di dekat 12 rumah yang terancam longsor itu cukup menghawatirkan. Bahkan untuk mencapai rumah Susiswarni harus melompati pagar dan melewati tanah tidak rata. Tumpukan batu terlihat disusun untuk anak tangga di tanah yang tidak rata itu.
(alg/fdn)