Siapa di Balik 'Jurus Mabuk' Effendi Simbolon Serang Jokowi?

Siapa di Balik 'Jurus Mabuk' Effendi Simbolon Serang Jokowi?

Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Rabu, 28 Jan 2015 13:26 WIB
Jakarta - Masih ingat film Drunken Master? Dalam film yang populer di masa lalu itu aktor kondang Jackie Chan menggunakan jurus mabuk untuk mengalahkan musuhnya. Kini politikus PDIP Effendi Simbolon bak menggunakan jurus serupa untuk menyerang Presiden Jokowi, entah apa persoalannya.

Entah apa alasan Effendi kerap memilih sikap berbeda dengan Jokowi meskipun PDIP jelas di belakang Jokowi-JK. Effendi sudah menunjukkan sikap tak cocok dengan Jokowi sejak Jokowi belum jadi capres PDIP.

"Dia kan dipilih rakyat, jadi kita akan kawal mandat itu untuk dia laksanakan tugas kampanye sampai tuntas, kan Jakarta butuh Jokowi," kata Effendi kepada detikcom, Rabu 1 Mei 2013 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah Jokowi terpilih menjadi presiden pun Effendi selalu berseberangan dengan sang presiden. Pada saat Jokowi menaikkan harga BBM, Effendi Simbolon bersikukuh menolak. Namun kini saat harga BBM sudah turun lagi Effendi Simbolon tak menghentikan kritik dan seolah terus mencari kesalahan Jokowi.

Kali ini Jokowi mengkritik performa kinerja menteri Jokowi yang dinilai tak maksimal. Namun ujung kritik Effendi kali ini sedikit lebih kasar. Effendi menghantui Jokowi dengan pemakzulan. Padahal saat ini KMP sekalipun tak pernah bicara pemakzulan setelah Jokowi dilantik jadi presiden.

"Kalau seperti ini keadaannya dan dia tidak membenahi, ini jadi peluang lawan politiknya. Bisa didorong untuk dijatuhkan," kata Effendi kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (27/1/2015).

Serangan tajam Effendi ini justru memunculkan tanda tanya besar soal siapa di balik serangan tajam ini, mengingat saat ini PDIP dan Jokowi sedang beda sikap soal pelantikan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri. Jokowi yang memutuskan menunda pelantikan didorong terus melantik Komjen Budi yang kini jadi tersangka KPK tersebut.

Seolah tahu bakal ada yang bertanya soal sosok di belakangnya, Effendi buru-buru mengklarifikasi bahwa kritik tajam itu bukan suruhan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Maksud saya, saya tidak rela kalau hanya Jokowi yang jatuh. Dua-duanya saya ingatkan, ini politik lho. Mana mungkin kelompok tertentu nunggu 5 tahun," katanya.

Lalu ada kepentingan apa Effendi terus menyerang Jokowi?

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads