"Tak ada yang bertarung di bawah nama agama," tutur Fabius kepada para wartawan di Kuwait seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (28/1/2015).
"Saat Kuwait dan Prancis berperang melawan terorisme, kita memerangi mereka yang bukan hanya pendusta, namun juga pembunuh," kata Fabius. "Muslim telah menjadi korban pertama para teroris itu," tandas pejabat tinggi Prancis itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Khaled al-Sabah menyatakan, Kuwait dan Prancis memiliki "pandangan yang sama mengenai terorisme". Sabah pun kembali menyampaikan kecaman keras Kuwait atas serangan mematikan di kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdo bulan lalu.
Sabah juga mengingatkan bahwa "terorisme merupakan ancaman bagi kita semua." Dia pun menyerukan adanya upaya yang lebih besar untuk menghentikan pendanaan kelompok-kelompok radikal dan rekrutmen para militan.
(ita/ita)