Pantauan detikcom di Istora senayan Jakarta, Rabu (28/1/2015), ribuan pasangan ini telah memadati lokasi nikah massal sejak pukul 07.00 WIB. Berpakaian rapi menggunakan kebaya serta pakaian pengantin khas daerah masing-masing, mereka tampak sumringah dan antusias melaksanakan acara tersebut.
Beberapa pasangan tampak naik ke atas panser dan diarak keliling Istora senayan. Walaupun di antara mereka tampak sudah berumur, tapi tidak menyurukan ekspresi kegembiraan dalam acara kawin massal yang dilangsungkan hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Y.W Junardy, ketua panitia bersama pernikahan massal 2014/2015, acara ini dianggap penting karena bertujuan untuk membantu para pasangan yang tidak memiliki identitas diri seperti KTP, dan KK.
"Kebanyakan dari mereka juga terbolang berasal dari ekonomi kurang mampu, ada yang bekerja serabutan, pemulung, buruh cuci, dengan pendapatan tidak lebih dari Rp 1 juta sebulan," jelasnya dalam jumpa pers yang diadakan sebelum acara.
Dalam pernikahan massal ini, mereka yang tadinya tidak memiliki identitas, akan dibantu mengurus KTP dan surat nikahnya. "Dengan memiliki surat nikah, maka anak-anak mereka akan memiliki akte kelahiran. Dengan akte kelahiran, anak-anak mereka akan tercatat sebagai warga negara dan kemudian bisa mendapatkan KTP," sambungnya.
Para peserta telah melaksanakan proses pernikahan secara bertahap yang telah dilakukan ejak September 2014 lalu. Ketua Yayasan Pondok Kasih, Hana A Vandayani yang merupakan salah satu panitia nikah massal mengatakan bahwa program ini adalah lanjutan kegiatan serupa yang sukses dilakukan pada 2011 lalu dengan 4.551 pasang pengantin.
Kegiatan nikah massal ini didukung oleh TNI AD (Disbintal AD), Pemprov DKI Jakarta, beberapa Yayasan yang tergabung dalam Rajawali Foundation, dan beberapa pihak lainnya.
(rni/fjp)