Imam terlihat hadir di rapat antara tim independen bersama Seskab Andi Widjajanto, Mensesneg Pratikno, serta kepala staf kepresidenan Luhut Panjaitan di Sekretariat Negara, Jl Veteran, Jakpus, Selasa (27/1/2015). Dia berkumpul bersama para anggota tim independen yang sebelumnya sudah dipanggil Presiden Joko Widodo. Mereka adalah mantan Ketua MK Jimly Asshidiqqie, mantan Ketum PP Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif, mantan Pimpinan KPK Tumpak Hatorangan dan Erry Riyana, mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno, pengajar Akademi Kepolisian Bambang Widodo Umar, serta pakar hukum UI Hikmahanto Juwana.
Seskab Andi Widjajanto membenarkan kehadiran Imam. Dia pun membuka kemungkinan, tim independen bakal bertambah jumlahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim independen ini dipanggil Presiden Jokowi pada Minggu (25/1) malam untuk memberi masukan terkait kisruh KPK - Polri. Namun tim ini belum dapat mencari bukti-bukti lantaran belum memiliki payung hukum.
Imam adalah salah satu tokoh yang lantang mendukung KPK, saat Bambang Widjojanto ditangkap Jumat (23/1) lalu. Imam yang beberapa kali turut berorasi di gedung KPK bersuara keras menolak kriminalisasi terhadap KPK.
Oleh Menko Tedjo, para pendukung KPK itu disebut orang tidak jelas. Ironisnya, orang tidak jelas itu dimintai pendapat oleh Jokowi terkait kasus KPK vs oknum Polri. Selain Imam, ada juga nama Denny Indrayana yang dipanggil ke Istana pada Senin (26/1) malam.
(mad/nrl)